DPR Bakal Panggil Menhub Budi Soal Sriwijaya Air SJ 182: Kami akan Bicara Soal Usia Pesawat dan Tarif Murah

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae menyebut pihaknya akan memanggil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk meminta klarifikasi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Hal ini ia sampaikan saat memantau penanganan pencarian pesawat Sriwijaya SJ-182 di Posko Terpadu JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Komisi V akan mendalami lebih jauh tentang masalah-masalah ini apa sebenarnya yang terjadi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami akan mengundang Menteri Perhubungan dengan seluruh jajarannya," kata Ridwan di lokasi, Senin, 11 Januari.

Ridwan memandang, jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 disebabkan kebijakan pemerintah yang membolehkan pengoperasian pesawat yang berumur tua. Selain itu, Ridwan menganggap ada masalah dalam pesawat dengan tarif murah.

"Indonesia ada sedikit pandangan bahwa masalah penerbangan kita ini adalah sedikit rawan. Oleh karena, itu kita musti bicara persoalan soal usia dan pesawat yang bertarif murah," ungkap Ridwan.

Baca juga:

Lebih lanjut, ketika ada evaluasi dari DPR kepada pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, Ridwan berharap kejadian kecelakaan penerbangan tidak lagi terjadi di kemudian hari.

"Satu harapan kami, bahwa ke depan tidak lagi terjadi hal-hal yang seperti ini, yang pada akhirnya kita melakukan penerbangan dan rakayat indonesia dalam suasana yang tenang dan tidak menimbulkan kegelisahan yang seperti sekarang ini," jelas dia.

Sebagai informasi, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ182 rute Jakarta-Pontianak  dimulai dengan hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB. Kemudian, terkonfirmasi bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Data Flightradar menunjukkan dugaan pesawat mengalami stall sebelum menukik tajam. Stall adalah salah satu malfungsi penerbangan. Stall rawan terjadi di awal keberangkatan: dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver yang biasanya berputar.

Sriwijaya Air mengaku pesawat miliknya dalam kondisi sehat dan tidak bermasalah sebelum lepas landas. Memang ada ada penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, itu terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.

Terdapat 53 kapal yang dioperasikan oleh tim gabungan dari Badan SAR Nasional, TNI, Polri, serta relawan pendukung dalam pencarian korban da serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. 

Ketika ada penemuan serpihan pesawat, Basarnas akan menyerahkannya kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Sementara, potongan tubuh atau properti milik korban diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi.