Difteri Jadi KLB di Kecamatan Pangatikan, Dinkes Garut Suntik Vaksin 1.176 Warganya
JABAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sudah menetapkan wabah difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Menindaklanjutinya, Dinas Kesehatan (Dikes) Garut sudah terjun menyuntikan vaksin kepada 1.176 orang warga Kecamatan Pangatikan.
Sekretaris Dinkes Garut Leli Yuliani mengatakan vaksinasi menjadi upaya pencegahan dan pengobatan terhadap mereka yang telah positif difteri.
"Laporan harian hasil kegiatan ORI (Outbreak Response Immunization) Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut sampai dengan 28 Februari 2023 sebanyak 1.176 orang," kata Leli di Garut, Jawa Barat, Rabu 1 Maret, disitat Antara.
Ia menuturkan, Dinkes Garut melakukan vaksinasi difteri secara massal dengan target sasaran vaksinasi sebanyak 11.228 orang.
Adapun rincian usia 2 sampai 59 bulan sebanyak 3.565 orang, kemudian usia 5 sampai 7 tahun sebanyak 1.245 orang, dan sasaran usia 7 sampai 15 tahun sebanyak 6.418 orang.
Hasil capaian sementara untuk vaksinasi usia 2 bulan sampai 59 bulan baru 10,5 persen atau sebanyak 376 orang, kemudian vaksinasi usia 5 sampai 7 tahun sebesar 11,4 persen atau sebanyak 142 orang, dan sasaran vaksinasi usia 7 sampai 15 tahun sebesar 10,3 persen atau sebanyak 658 orang.
Baca juga:
- Masuk Sekolah Jam 5 Pagi Tingkatkan Etos Kerja, Komisi X DPR ke Viktor Laiskodat: Alasan Engga Masuk Akal
- Tidak Efektif, Orang Tua di Kupang Protes Waktu Sekolah Anak Mulai Pukul 5 Pagi
- Jabatan Gubernur Viktor Laiskodat yang 'Paksa' Sekolah di NTT Masuk Jam 5 Pagi Berakhir 5 September 2023
- Dear Gubernur Viktor Laiskodat, Sudah Pertimbangkan Kesehatan Siswa Masuk Sekolah Jam 5 Pagi?
Leli bilang, wabah difteri yang telah menjadi KLB di Garut harus mendapatkan penindakan serius. Utamanya masyarakat yang terjangkit difteri di Kecamatan Pangatikan.
Leli menjelaskan, kasus positif difteri di Garut tercatat sebanyak 10 orang. Sebanyak 4 orang dirawat di rumah sakit, 3 isolasi mandiri di rumah karena tidak bergejala, dan 3 sudah pulang dari rumah sakit.
"Dirawat dua, satu isoman dengan kondisi sudah stabil, tiga sudah pulang dari rumah sakit dan delapan anak meninggal," katanya.
Selain vaksinasi, Leli menyebutkan pihaknya juga terus menyosialisasikan kepada masyarakat terkait bahaya difteri, jika mengalami gejala difteri maka secepatnya untuk diperiksa agar mendapatkan penanganan kesehatan.
"Kalau sudah parah, itu adalah bisa menyebabkan infeksi pada otot jantung, miokarditis, karena kan difteri itu mengeluarkan bakteri, difteri itu mengeluarkan racun yang bisa nanti yang paling berat adalah menyebabkan infeksi pada otot jantung," tandasnya.