Geng Ransomware Curi Tiga Juta Lebih Data Pasien di California
JAKARTA - Sebanyak tiga juta data pasien diklaim telah dicuri oleh geng ransomware pada awal Desember tahun lalu. Beberapa kelompok medis California, Amerika Serikat (AS) telah menginformasikan peristiwa ini kepada para pasien.
Organisasi perawatan kesehatan California Selatan, yang meliputi Regal Medical Group, Lakeside Medical Organization, ADOC Medical Group, dan Greater Covina Medical juga memperingatkan pasien di mana kemungkinan geng ransomware itu telah mencuri satu ton informasi kesehatan dan pribadi sensitif mereka.
"Setelah peninjauan ekstensif, malware terdeteksi di beberapa server kami, yang digunakan aktor ancaman untuk mengakses dan mengekstrak data," tulis pemberitahuan yang diposting di situs web Regal Medical Group dan diajukan ke kantor Kejaksaan Agung California.
Untuk memulihkan akses ke sistemnya dan menentukan data apa yang terpengaruh, empat kelompok medis tersebut mengatakan telah menyewa pihak ketiga untuk membantu dan bekerja dengan vendor keamanan.
Geng ransomware itu mencuri, antara lain nama pasien, nomor jaminan sosial, alamat, tanggal lahir, diagnosis dan informasi perawatan, hasil tes laboratorium, data resep, laporan radiologi, nomor anggota program kesehatan, dan nomor telepon.
Baca juga:
- Terjadi Lagi! Pesawat Ruang Angkasa Rusia di ISS Alami Kebocoran Kabin
- Jelang Valentine, Pakar Keamanan Siber Soroti Lima Bahaya Kencan Online
- Kazakhstan Luncurkan Peraturan Kripto Baru untuk Kurangi Penipuan Pajak
- Ketidaksempurnaan Ditemukan pada Logo Bitcoin yang Iconic, Tapi Tak Mempengaruhi Operasionalnya
Dan menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, yang sedang menyelidiki pelanggaran basis data, hal itu memengaruhi 3.300.638 orang.
Meskipun tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan dunia maya, beberapa geng ransomware suka menargetkan fasilitas kesehatan karena mereka menganggap orang akan mudah membayar.
Sebagai informasi, pada akhir Januari lalu FBI telah berhasil menutup jaringan ransomware Hive, mengambil kendali atas server dan situs web geng yang terkenal cukup ganas itu, seperti dikutip dari The Register, Senin, 13 Februari.
Pemblokiran itu adalah puncak dari operasi rahasia selama tujuh bulan di mana FBI menyusup ke jaringan Hive dan menggunakan akses itu untuk memberikan kunci dekripsi kepada lebih dari 300 korban, menghemat 130 juta dolar AS setara Rp1,9 triliun dalam pembayaran ransomware. FBI juga membagikan 1.000 kunci dekripsi lainnya kepada korban Hive sebelumnya.