Jenis Gula dalam Makanan Manis untuk Penderita Diabetes, Kenali yang Aman Dikonsumsi

YOGYAKARTA – Permen mungkin bukan makanan manis yang aman dikonsumsi penderita diabetes. Tetapi, apakah rasa manis dalam permen dan buah karena jenis gula yang sama? Yuk, kenali apa saja tipe gula dalam makanan manis untuk penderita diabetes dan aman dikonsumsi.

Ketika seseorang mengalami peningkatan kadar gula darah, artinya harus memantau asupan makanan secara tepat. Dalam kondisi pradiabetes atau diabetes, makanan dengan karbohidrat bertanggung jawab meningkatkan kadar gula darah. Meskipun begitu, penderita diabetes membutuhkan karbohidrat dalam jumlah sedang atau dengan batasan. Nah, karena setiap kondisi memiliki batasan yang berbeda-beda, maka Anda perlu memahami jenis makanan yang bisa memicu gula darah meningkat secara signifikan.

Jenis gula dalam makanan dan minuman

Bagi penderita diabetes, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak dapat memproduksi insulin secara cukup. Beberapa orang dengan diabetes, bisa mengalami keduanya. Istilah karbohidrat, di antaranya mencakup gula, karbohidrat kompleks, dan serat. Dalam produk makanan pencuci mulut, termasuk salad, sereal, dan yoghurt menambahkan karbohidrat untuk meningkatkan rasa manis.

1. Nama lain gula dalam produk kemasan

Sementara beberapa makanan segar, seperti buah-buahan dan sayuran, secara alami mengandung gula. Artinya tetap aman tetapi perlu dihitung porsinya dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Selain itu, periksa label pada makanan kemasan yang Anda beli. Gula dalam label produk, kerap dituliskan dengan nama lain. Seperti dekstrosa, fruktosa, sirup jagung fruktosa tinggi, laktosa, sirup malt, sukrosa, gula pasir putih, madu, agave nektar, glukosa, dan maltodekstrin.

Ilustrasi jenis gula dalam makanan manis untuk penderita diabetes (Freepik/Wirestock)

Melansir Healthline, Rabu, 21 Desember, sumber gula di atas adalah karbohidrat dan memengaruhi gula darah Anda. Perlu lebih diperhatikan lagi, gula sederhana ini lebih cepat dicerna daripada karbohidrat kompleks dalam biji-bijian dan pati sayuran. Artinya mereka memengaruhi gula darah lebih cepat dibanding makanan karbohidrat kompleks dan lebih sedikit diproses.

2. Pemanis buatan

Bukan berarti produk dengan gula tambahan tidak aman, tetapi hanya boleh dikonsumsi dengan porsi sangat kecil demi mengelola kadar gula darah. Penderita diabetes juga perlu menghindari pemanis buatan, yang umumnya tertulis dalam label komposisi seperti acesulfame potasium, aspartame, neotame, sakarin, dan sukralosa.

Ilustrasi jenis gula dalam makanan manis untuk penderita diabetes (Freepik/Stockking)

3. Gula alkohol

Bagaimana dengan makanan atau minuman manis tetapi tertulis ‘sugar free’ atau ‘bebas gula’? Dalam makanan kemasan dengan label tersebut, umumnya menambahkan gliserin, laktitol, maltitol, manitol, sorbitol, eritritol, dan xylitol. Tambahan tersebut termasuk gula alkohol yang bisa terbuat secara alami tetapi bisa juga sintetis. Baiknya, rata-rata produk dengan label ‘sugar free’ hanya mengandung rata-rata 2 kalori dibanding 4 kalori dalam karbohidrat biasa. Artinya, gula alkohol akan meningkatkan kadar gula darah tetapi tidak sebanyak karbohidrat biasa.

4. Pemanis alami

Selain pemanis buatan, pemanis alami juga kerap dijadikan komposisi produk oleh produsen. Pemanis alami tersebut termasuk nektar, gula tetes, sirup maple, sirup agave, madu, jus buah, dan monk fruit. Pemanis buatan ini juga memengaruhi gula darah seperti halnya jenis gula lainnya. Tetapi FDA (Food and Drug Administration) mencatat, gula stevia yang berasal dari ekstrak tanaman Stevia rebaudiana bisa ditambahkan dalam makanan penutup yang dibuat di rumah.

Itulah keempat jenis gula dalam makanan manis untuk penderita diabetes dan memerlukan identifikasi sebelum mengonsumsinya. Selain juga mempertimbangkan ukuran porsi, buatlah rencana menu makanan. Misalnya, ketika berencana makan satu potong kue dalam satu hari, maka potong jumlah kalori makanan lain. Artinya, Anda perlu menghitung porsi karbohdrat total dalam makanan sehari untuk mengelola kadar gula dalam darah.