Sektor Investasi Dinilai Jadi Satu-satunya Harapan Pemerintah Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ancaman Krisis Global
JAKARTA - Sektor investasi dinilai menjadi satu-satunya harapan pemerintah untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis global saat ini.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menilai investasi jadi kunci pertumbuhan ekonomi lantaran konsumsi serta kinerja ekspor dan impor akan cukup tertekan dengan kondisi yang terjadi.
"Harapan kita satu-satunya investasi. Investasi jadi sangat penting terutama investasi yang berasal dari luar negeri atau FDI (Foreign Direct Investment)," katanya dalam Forum Kemitraan Investasi, dikutip dari Antara, Rabu 7 Desember.
Seto menjelaskan daya beli masyarakat pada 2023 diperkirakan akan menurun seiring dengan berkurangnya insentif yang diberikan pada saat pandemi COVID-19. Tekanan suku bunga dinilai akan menyebabkan konsumsi rumah tangga berkurang.
Di sisi lain konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mengalami tekanan karena defisit anggaran akan kembali ditetapkan kurang dari 3 persen.
"Kalau defisit balik ke 3 persen tentunya belanja pemerintah akan mengalami pembatasan. Ini juga akan berpengaruh walaupun kita lihat ada belanja pemilu yang mulai tahun depan diharapkan bisa mendorong ekonomi," katanya.
Dari sisi ekspor dan impor, menurut Seto, komoditas ekspor utama Indonesia juga diprediksi akan mengalami tekanan dengan kondisi global saat ini.
"Harga komoditas mulai turun, nikel, tembaga, timah, mulai turun. Yang stabil adalah CPO tapi umumnya komoditas utama kita saya kira akan mengalami tekanan. Daya dorong ekspor kita akan berkurang," katanya.
Lebih lanjut Seto menyebut dalam lima tahun terakhir (2017-2021) Indonesia berhasil menarik lebih dari 100 miliar dolar AS investasi asing. Dibandingkan negara lain di ASEAN, Indonesia menempati posisi kedua setelah Singapura yang merupakan hub investasi.
Oleh karena itu ia menilai investasi menjadi kunci ketahanan ekonomi pada tahun-tahun mendatang, terlebih dengan kondisi dunia yang penuh tantangan. Ia juga mendorong terjalinnya kemitraan antara pengusaha besar dengan pengusaha di daerah dan UMKM.
Baca juga:
- Bunga KUR Super Mikro Turun Jadi 3 Persen, Pengamat: Tepat di Tengah Gelombang PHK
- Pemerintah Antisipasi Lonjakan Pangan Jelang Akhir Tahun, Pakar IPB: Harga Naik saat Paceklik Wajar, Tapi Jangan Impor Beras
- Peluang Besar, Pengamat: Ekonomi Digital yang Inklusif Mampu jadi Tulang Punggung Perekonomian
- Sawit RI Masih Bakal Mendominasi Pasokan Minyak Nabati Global 2023
"Di sinilah menurut saya kunci tahun depan, bukan hanya tahun depan tapi juga ke depannya. Kunci bagaimana ketahanan ekonomi kita bisa dibentuk. Kalau proses kemitraan berjalan baik sesuai dengan harapan, usaha besar berkembang, UMKM juga ikut," kata Seto.
Seto juga mengungkapkan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong ekonomi adalah dengan menarik investasi asing di bidang hilirisasi.
Ia mencatat ada 30,9 miliar dolar AS investasi hilirisasi di Indonesia yang saat ini sudah masuk tahap konstruksi dan atau menunggu persetujuan.
"Pipeline ini bukan sekadar oret-oretan di atas kertas ya, ini banyak yang sudah berproses. Ada yang sedang mengajukan perizinan, ada yang masih menunggu persetujuan dan fasilitas dan lainnya. Ini adalah proyek-proyek yang 80 persen probability-nya harusnya ini bisa terealisasi," ujar Seto.