Hindari Badai Resesi, RI Putar Haluan Bidik Pasar Afrika untuk Ekspor

JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan strategi kebijakan untuk menjaga kinerja ekspor nasional, salah satunya melalui peningkatan akses ke pasar nontradisional di Afrika.

Menurut Jerry, langkah ini ditempuh lantaran prediksi resesi yang diyakini bakal terjadi di sejumlah negara maju mitra dagang utama Indonesia.

“Tentu saja resesi berpotensi pada penurunan permintaan agregat dunia dan selanjutnya dapat berimbas pada permintaan produk ekspor RI,” ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip Munggu, 6 November.

Jerry menjelaskan, upaya terbaru yang ditempuh Kementerian Perdagangan juga sesuai dengan mandat langsung Presiden Joko Widodo untuk peningkatan ekspor ke negara nontradisional.

“Beberapa yang kini jadi fokus adalah kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Potensi ekspor di pasar-pasar tersebut sangat besar. Sebagai contoh, kawasan Afrika memiliki jumlah penduduk 1,18 miliar jiwa dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai 2,11 triliun dolar AS pada 2022 dan bisa mencapai 8,39 triliun dolar AS pada masa mendatang,” tuturnya.

Untuk meningkatkan ekspor nonmigas, termasuk ke pasar nontradisional, Kemenag menetapkan kebijakan prioritas antara lain perundingan dan ratifikasi perjanjian perdagangan internasional, fasilitasi perdagangan luar negeri, promosi dagang, serta pelatihan serta pendampingan UKM.

Sedangkan , di kawasan Afrika, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Mozambik (Indonesia—Mozambik Preferential Trade Agreement/PTA). Sementara itu, di kawasan Asia Selatan, Indonesia memiliki Indonesia-Pakistan PTA dan ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA).

“Terbaru di Timur Tengah, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Uni Emirat Arab dalam bentuk Indonesia—United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IUAE-CEPA,” imbuhnya.

Dari sisi promosi dagang, Kementerian Perdagangan tercatat secara rutin menyelenggarakan pameran dagang berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI). Pada 2022, TEI ke-37 dilaksanakan secara hidrida, yakni secara luring pada 19—23 Oktober 2022 bertempat di ICE BSD Tangerang, Banten dan secara daring pada 19 Oktober—19 Desember 2022.

Kata Jerry, total transaksi perdagangan sementara TEI 2022 mencapai 3,55 miliar dolar AS atau setara dengan Rp55,14 triliun. Nilai transaksi ini masih berpotensi terus bertambah mengingat TEI daring akan berlangsung hingga Desember 2022.

“Melalui berbagai program yang mencetak pelaku usaha serta UKM berorientasi ekspor, diharapkan mampu mendukung upaya peningkatan ekspor nasional,” tutup dia.