Menag Tegaskan Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa di Forum R20

BADUNG - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di hadapan para pemuka lintas agama dunia di acara G20 Religion Forum (R20) menyampaikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pemersatu bangsa.

Dalam salah satu sesi diskusi pada forum R20 di Nusa Dua, Badung, Bali Menag menjelaskan Pancasila menjadi pemersatu bangsa karena tidak hanya berfungsi sebagai simbol, tetapi rangkaian prinsip dan nilai-nilai luhur yang disepakati bersama oleh para pendiri bangsa untuk menjamin keutuhan NKRI.

“Dengan itu, Pancasila diposisikan sebagai visi bersama bagi pencapaian tujuan-tujuan negara bangsa yang diperjuangkan. Pancasila adalah sign of unity (simbol persatuan),” kata dia dilansir ANTARA, Rabu, 2 November

Pembahasan mengenai Pancasila menjadi tema utama pidato Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dalam forum R20, karena pada sesi itu berbagai perwakilan pemerintah dan pemuka agama saling berbagi pengalaman dan wawasan mengenai cara-cara menyelesaikan konflik serta perpecahan.

Menag menjelaskan Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia, memiliki sistem ideologi yang terbuka sehingga dapat menjadi alat mempersatukan berbagai perbedaan.

“Saya berkeyakinan prinsip-prinsip Pancasila bersifat by default dalam alam pikiran dan perilaku orang Indonesia. Ia menyediakan sarana retrospektif, yang dibutuhkan terutama di saat-saat orang Indonesia secara kolektif menghadapi persoalan-persoalan besar yang dihadirkan oleh sejarah dan zaman,” kata dia.

Menag mencontohkan pandemi COVID-19 sebagai salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia dapat diatasi secara kolektif, tanpa adanya konflik atau perpecahan.

“Pengalaman pandemi di Indonesia membuktikan ini secara gamblang tanpa partisipasi sukarela rakyat, tanpa kemanusiaan dan kehendak untuk adil, rasanya sulit Indonesia bisa mengatasi krisis demi krisis serta globalisasi pandemi dengan baik,” kata Yaqut.

G20 Religion Forum (R20) di Nusa Dua, Bali pada 2–3 November 2022 rangkaian dari pertemuan G20 di bawah presidensi/kepemimpinan Indonesia. Kegiatan itu, mempertemukan pemuka lintas agama dari berbagai negara, digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bermitra dengan Liga Muslim Dunia (MWL).