Warga Lereng Bukit Menoreh Kulon Progo Diminta Waspada Potensi Tanah Longsor

KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng Bukit Menoreh meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor.

Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengimbau masyarakat selalu waspada potensi bencana hidrometeorologi karena hujan masih akan berlangsung hingga Maret 2023 di mana hujan diprediksi dengan intensitas tinggi.

"Masyarakat Kulon Progo yang tinggal di lereng-lereng selalu waspada. Penduduk setempat sudah tahu keadaan lingkungannya. Kami minta masyarakat selalu waspada dan perhatikan aliran-aliran air. Kalau ada perbedaan dengan sebelumnya. Hal ini menjadi kewaspadaan bersama," kata Tri Saktiyana dilansir ANTARA, Kamis, 27 Oktober.

"Kami harapkan masyarakat dan tokoh masyarakat mewaspadai sesuatu yang aneh," sambungnya.

Tri Saktiyana mengatakan Pemkab menyiapkan anggaran lebih dari Rp4 miliar, dan hingga saat ini terpakai Rp2 miliar, tersisa sekitar Rp2 miliar. Mudah-mudahan anggarannya cukup hingga akhir tahun nanti.

"Kalau anggarannya tidak cukup, akan kami carikan pendanaan lewat jalur lain," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi mengatakan Pemkab Kulon Progo mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 348/C/2022 tentang Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor untuk percepatan penanganan bencana.

"Kami berharap tidak ada kasus kejadian besar di Kulon Progo dampak bencana hidrometeorologi. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Kecamatan dengan potensi ancaman bencana tanah longsor paling tinggi, yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan sebagian Pengasih.

"Kami sudah mengimbau masyarakat untuk selalu waspada pada ancaman bencana tanah longsor, ketiga terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama, kami imbau masyarakat mengungsi ke tempat lebih aman," katanya.*