Cofiring dari Serbuk Kayu hingga Cangkang Sawit, 33 PLTU Berhasil Hasilkan 394 GWh Listrik Hijau
JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan PLN telah menghasilkan energi hijau sebesar 398 gigawatt hour (GWh) dari penerapah cofiring pada 33 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Darmawan menyebut program ini adalah bagian dari transformasi Green yang dilakukan PLN melalui utilisasi PLTU yang sudah ada untuk menghasilkan energi bersih.
"Pencapaian tersebut menjadi bukti keseriusan PLN dalam mendukung program transisi energi bersih menuju net zero emission (NZE) pada 2060 dan juga menjadi komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu 26 Oktober.
Darmawan merinci, terdapat lima biomassa yang saat ini dipergunakan untuk cofiring yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan bahan bakar jumputan padat. Untuk menopang cofiring di 33 lokasi PLTU saat ini dibutuhkan biomassa sebesar 383 ribu ton.
"Total emisi karbon yang berhasil ditekan melalui cofiring di 33 PLTU ini sebesar 391 ribu ton CO2," ungkapnya.
Dia menuturkan, teknologi cofiring ini dilakukan PLN tak sekedar mengurangi emisi. Melalui pemberdayaan masyarakat, teknologi cofiring ini juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanaman tanaman biomassa bahkan ada pula yang mengelola sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pelet untuk bahan baku cofiring.
Baca juga:
- PLN Dorong Swasta Manfaatkan EBT, Produsen Bir Bintang Dapat Listrik dari PLTS Terapung Cirata
- Butuh Biaya Besar untuk Pensiunkan PLTU, PLN Jajaki Pendanaan dari Lembaga Keuangan Internasional
- Bernilai Rp12,37 Triliun, PLTU Pelabuhan Ratu Resmi Beralih dari PLN ke PT Bukit Asam
- Siap Pimpin Transisi Energi Indonesia, PLN Susun Peta Jalan Pensiun Dini PLTU
"Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ujar Darmawan.
Upaya ini juga menjadi wujud komitmen perseroan terhadap Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Ia menjelaskan PLN menargetkan penerapan cofiring di 52 lokasi PLTU hingga 2025 dengan total kebutuhan biomassa 10,2 juta ton per tahun. Sementara hingga akhir tahun 2022, ada 35 lokasi PLTU yang akan mengimplementasikan cofiring dengan estimasi konsumsi biomassa mencapai 450 ribu ton per tahun.
"Cofiring ini juga sebagai langkah jangka pendek yang dilakukan PLN dalam mengurangi emisi karbon, sebab program cofiring tidak memerlukan investasi untuk pembangunan pembangkit baru dan hanya mengoptimalkan biaya operasional untuk pembelian biomassa," pungkasnya.