Harga-harga Komoditas Naik, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi NTT Direvisi Turun jadi 2,8-3,6 Persen
KUPANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur memperkirakan perekonomian NTT pada keseluruhan tahun 2022 akan tumbuh di kisaran 2,8-3,6 persen secara year on year (yoy).
Perekonomian NTT diperkirakan tumbuh di kisaran 2,8-3,6 persen atau meningkat dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2021, kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati dalam keterangan yang dikutip Antara, Senin 24 Oktober.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi NTT pada 2022 menurun dari proyeksi sebelumnya berturut-turut dari kisaran 4,95-5,75 persen menjadi 4,72-5,52 persen.
Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menurun, kata dia disebabkan tantangan kondisi global berupa kenaikan harga komoditi-komoditi.
Ia menjelaskan dari sisi pengeluaran, akselerasi kinerja perekonomian NTT ditopang oleh meningkatnya konsumsi swasta dan investasi seiring dengan berlanjutnya program vaksinasi sebagai game changer dalam pemulihan ekonomi.
Baca juga:
- Patahkan Proyeksi Inflasi 6-7 Persen, Bank Indonesia Terus Koordinasi dengan Pusat dan Daerah
- Bersama Yayasan Berdaya Bareng, CIMB Niaga Salurkan Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia Timur
- Digitalisasi Agen Laku Pandai, Bank Mandiri Berharap Bisa Percepat Pertumbuhan Inklusi Keuangan
- Ubah Formula Perhitungan Harga Jual Eceran BBM, Kementerian ESDM Sisipkan Biaya Tambahan Distribusi Rp90 per Liter
Sementara dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan diperkirakan ditopang oleh perluasan program pemerintah yang mendorong lapangan usaha pertanian, perdagangan besar dan eceran sejalan dengan normlaisasi mobilitas masyarakat.
Menyinggung terkait tekanan inflasi, ia mengatakan pada 2022 ini diperkirakan meningkat dibandingkan dengan inflasi pada tahun sebelumnya didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan dan angkutan udara.
"Berdasarkan disgergasinya, tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada komponen volatile food dan administered prices," katanya.
Ia mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi kebijakan bersama pemerintah daerah di NTT melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga ekspektasi inflasi dan meminimalkan resiko inflasi.