Strategi Jawa Tengah Tangani Stunting Diadopsi Pemprov Sulbar

JAKARTA - Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar) mengadopsi penanganan stunting di Jawa Tengah karena tingkat angka prevalensi stunting di sana rendah, mencapai 20,7 persen.

"Angka prevalensi stunting di Sulbar masih cukup tinggi mencapai 33 persen, atau tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sementara di Jateng cukup rendah mencapai 20,7 persen," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulbar, Junda Maulana di Mamuju, Jumat 7 Oktober.

Ia mengatakan, pemerintah di Sulbar menilai pemerintah Jateng berhasil menekan angka stunting, sehingga pemerintah Sulbar melakukan kerjasama Pemerintah Jateng dalam upaya penanganan stunting di Sulbar.

"Pemerintah Sulbar dan Jateng telah menandatangani perjanjian kerjasama dalam upaya penurunan Stunting dan akan diikuti sejumlah program penanganan stunting di Sulbar," katanya.

Menurut dia, dengan kerja sama itu, maka pemerintah di Sulbar juga akan mengadopsi upaya pemerintah di Jateng dalam menurunkan angka stunting.

"Pemerintah Sulbar terus berupaya menurunkan angka penderita stunting dengan berbagai cara dan akan mengadopsi langkah pemerintah Jateng menekan angka stunting di wilayahnya," katanya.

Ia menyampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akan berkunjung dalam rangka tindak lanjut upaya penurunan stunting di Sulbar.

"Pemerintah Sulbar telah mempersiapkan diri menyambut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dengan menggelar lokakarya," katanya.

Ia menyampaikan, pemerintah Sulbar selain akan membahas penurunan stunting dengan Gubernur Jateng juga akan membahas sejumlah program lainnya yang akan turut dikerjasamakan.

Di antaranya, kata dia, upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik di Sulbar kemudian, pemberdayaan usaha kecil dan menengah dan pembangunan SMK unggulan.

Ia menyampaikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Sulbar telah mempersiapkan diri untuk membahas kerjasama lainnya dengan pemerintah Jateng selain penurunan stunting di Sulbar.