Cuaca di Surabaya Sedang Tidak Bersahabat, Pemkot Pangkas Pohon-pohon yang Lebat
JAKARTA - Pemkot Surabaya, coba mengurangi kemungkinan adanya pohon tumbang akibat angin kencang saat memasuki peralihan musim atau pancaroba. Pemkot mulai memangkas pohon yang ada di jalan-jalan protokol.
"Di sejumlah tempat, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) telah melakukan pemangkasan pohon untuk meminimalisasi dampak pohon roboh akibat angin kencang," kata Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Surabaya, Rabu 5 Oktober.
Untuk itu, pihaknya meminta warga Surabaya menginformasikan apabila menemui pohon yang lebat agar bisa dilakukan pemangkasan dengan menghubungi lurah, camat setempat atau Call Center 112.
Selain pemangkasan, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah melakukan persiapan menghadapi musim hujan di antaranya pengerjaan saluran atau pemasangan "box culvert" pada 55 titik di Kota Surabaya.
"Pengerjaan saluran itu berhasil membuat beberapa kawasan rawan banjir, kini sudah tak muncul luapan air," katanya.
Cak Ji panggilan lekat Armuji berharap pembangunan saluran bisa dikebut supaya lekas tuntas sesuai jadwal.
"Kami berharap saat musim hujan datang warga surabaya bisa tenang," ujar Cak Ji dikutip dari Antara.
Dia menyatakan, pemkot juga melakukan pemetaan wilayah-wilayah rentan banjir, genangan dan macet pada saat terjadi hujan deras sehingga dapat dicarikan alternatif penyelesaiannya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengecek kesiapan rumah pompa dan pengerukan saluran yang ada di kampung-kampung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya sebelumnya mencatat belum ada tanda-tanda musim hujan datang, melainkan yang sedang terjadi saat ini adalah peralihan musim atau pancaroba. Meski demikian, hujan tetap berpotensi turun.
Baca juga:
Prakirawan cuaca BMKG Maritim Tanjung Perak Adi Hermanto mengatakan, musim hujan diprediksi terjadi pada November. "Sepanjang Oktober ini masih peralihan musim. Tapi, ada kecenderungan cuacanya lebih basah daripada musim kemarau kemarin," ujar dia.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang mengakibatkan hujan turun pada masa peralihan musim saat ini, salah satunya efek La Nina yang menyebabkan atmosfer lebih basah. La Nina mengakibatkan kandungan uap air di atmosfer lebih tinggi. Hal itu menjadi salah satu faktor terbentuknya awan kumulonimbus.
Meski hujan mulai turun, intensitasnya masih rendah sehingga bisa jadi tidak turun atau terjadi setiap hari. Kalaupun hujan turun, partikel atau butiran air yang jatuh lebih besar dan deras.