Peneliti Bumi PVMBG: Pergeseran Tanah di Bojongkoneng Bogor Berpotensi Merobohkan dan 'Menelan' Bangunan

BOGOR - Peneliti Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budianto menyebutkan, pergeseran tanah di Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berpotensi merobohkan hingga 'menelan' bangunan.

"Ancamannya bukan hanya bangunan roboh, tapi bisa jeblos ke dalam. Dan itu membahayakan," katanya di Cibinong, Bogor, Antara, Selasa, 27 September.

Menurutnya, bencana pergeseran tanah yang sempat merusak beberapa bangunan dan jalan desa pada Rabu, 14 September lalu itu diakibatkan longsor tipe rayapan tanah.

"Kita melihat adanya fondasi dari batuan tanah yang bergerak, dan kita menemukan adalah lapisan lempung di situ. Nah lapisan lempung itulah yang merupakan bidang yang gelincir yang ada di sana," katanya.

Agus menjelaskan, ketika vegetasi di wilayah Bojongkoneng hilang, maka air hujan dengan intensitas deras dapat membuat permukaan tanah menjadi jenuh.

"Air bergerak dengan mudah dan membawa lapisan tanah di bawahnya yang didasari lapisan lempung," kata dia.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar menghindari zona-zona tanah yang sudah mengalami retakan, karena ancamannya bukan hanya membuat bangunan roboh, melainkan juga membuat ambles tanah.

Hasil pengamatan yang ia lakukan, kedalaman amblesan berbeda di masing-masing lokasi. Di pinggiran, kedalaman amblesan sekitar satu meter. Ada juga yang amblesnya mencapai kedalaman 1,5 meter.

"Kalau kita lihat di jalan itu kan bervariasi, ada setengah meter tapi retaknya masif, dan itu membahayakan. Dalamnya merupakan kawasan lembah cekungan, zona aliran air yang berarah utara selatan," tuturnya.

Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan, pergerakan tanah di Bojongkoneng mengakibatkan 278 KK atau 1.020 jiwa terdampak.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor per Selasa, 20 September pukul 10.20 WIB, ada sebanyak 246 unit rumah terdampak. Sedikitnya, sembilan unit rumah mengalami rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang. Selanjutnya, satu unit fasilitas pendidikan dan mushalla juga terdampak.

Kemudian, ruas jalan Kampung Curug sepanjang 1 kilometer juga mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan.