Khawatir Inflasi Tinggi dan Ancaman Resesi, Bibit Ajak Masyarakat Investasi SR017: Alternatif Passive Income yang 100 Persen Dijamin Negara
JAKARTA - Aplikasi investasi reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pemula, Bibit.id, berkesempatan untuk hadir menyapa langsung investor, masyarakat, dan insan pers di Kota Denpasar, Bali.
Dalam kegiatan yang bertajuk "Edukasi dan Media Gathering Peluncuran SBN Syariah Seri SR017 di Bibit", Bibit berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Universitas Udayana.
Hadir mewakili Bibit adalah Raymond Iriantho selaku Financial Mentor, sementara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Universitas Udayana diwakili oleh Agus Prasetya Laksono selaku Kasubduit Pengelolaan Proyek dan Aset Surat Berharga Syariah Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, dan Luh Gede Sri Artini selaku dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Sebagai informasi, pemerintah telah merilis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk ritel seri SR017 dengan masa penawaran mulai tanggal 19 Agustus sampai 14 September 2022.
"Sebagai mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara yang secara resmi ditunjuk oleh Kemenkeu RI, Bibit siap membantu masyarakat Indonesia dalam pembelian/pemesanan SR017," ujar Raymond Iriantho dalam sesi talkshow, dikutip dari keterangan tertulis, Senin 5 September.
"SBN Syariah ritel seri SR017 ini ditawarkan kepada investor dengan imbal hasil atau kupon tetap sebesar 5,90 persen per tahun, tenor tiga tahun, dan dapat diperjualkan di pasar sekunder,” tambah Agus Prasetya Laksono.
Agus mengatakan, masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang keuangan dapat berinvestasi di SR017 karena pembelian/pemesanan minimal untuk SR017 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp5 miliar.
Di sisi lain, Ken Kirana, Product Marketing Lead Bibit, mengatakan bahwa SR017 bisa menjadi salah satu alternatif investasi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi inflasi yang tinggi serta ancaman resesi karena imbal hasilnya yang stabil (fixed rate).
"Masyarakat yang ingin mencari alternatif passive income yang 100 persen dijamin oleh negara bisa melirik SR017. Imbal hasilnya tetap, lebih besar dari rata-rata bunga deposito bank BUMN, dan pajak yang dikenakan juga hanya 10 persen, berbeda dengan deposito yang terkena pajak 20 persen," jelas Ken.
Baca juga:
- BNI Sukses Cetak Laba Bersih Rp 8,8 Triliun di Sepanjang Semester I 2022
- Hari Ini, Bank Mandiri Digitalkan 241 Cabang Serentak di Seluruh Indonesia
- Sido Muncul, Produsen Tolak Angin Ini Raup Laba Rp445 Miliar di Semester I 2022
- Ikat Kerja Sama Investasi Rp52 Triliun, Krakatau Steel dan Posco Bakal Jadi Pemain Baja Terbesar di Asia Tenggara
Sementara itu, Luh menyampaikan, dengan berinvestasi di SR017, masyarakat, khususnya mahasiswa/i, telah ikut berkontribusi dalam membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta proyek infrastruktur di Indonesia.
Selain itu, para investor yang memiliki keinginan untuk berinvestasi menggunakan prinsip-prinsip Syariah juga dapat menjadikan SR017 sebagai instrumen investasi yang pas.
"Selain risikonya yang hampir tidak ada, investasi di SR017 adalah pilihan yang bijaksana dengan mempertimbangkan kondisi market saat ini," tutur Luh.
Untuk bisa membeli sukuk ritel SR017 di aplikasi bibit.id atau website Bibit, para pengguna cukup mengklik icon atau banner "Surat Berharga Negara (SBN)" di homepage aplikasi maupun website Bibit. Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor SBN milik investor.
Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.