Bantah Kebocoran Data Pegawai, Kemenkumham: Itu Data Lama dan Tidak Update
JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menepis isu kebocoran data terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).
Koordinator Humas Setjen Kemenkumham Tubagus Erif Faturahman menyampaikan, peretasan terhadap situs web SIMPEG tidak benar adanya.
"Jumat kemarin memang kita dapat informasi bahwa data SIMPEG kita bocor dan diperjualbelikan. Setelah dicek, ternyata tidak ada. Sampai sekarang sistem dan data aman," kata Tubagus dalam keterangan yang diterima, Minggu 28 Agustus.
Tubagus juga menambahkan bahwa data milik pegawai Kemenkumham yang tersebar itu bukanlah data yang ada di sistem mereka, melainkan hanyalah data lama yang sudah tidak digunakan atau tidak update.
Baca juga:
- Sempat Terendam Banjir, Kemenkumham Kalbar Pastikan Lapas Singkawang Sudah Aman
- WN China Chen Yongtong dan Wu Jinge yang Pakai Paspor Meksiko Palsu Masuk Indonesia Terancam 5 Tahun Penjara
- Soal Pembebasan Bersyarat Napi Bom Bali Umar Patek, Menkum HAM: Sudah Ada Rekomendasi BNPT dan Setia Kepada NKRI
- Kapan Sebenarnya Umar Patek Napi Bom Bali Bisa Menghirup Udara Bebas?
Poinnya adalah data tersebut bukanlah data krusial, sehingga tidak bisa digunakan untuk kejahatan ekonomi, perbankan atau hal lain sebagainya.
"Isinya hanya data umum, berupa nama, NIP, nomor rekening, nomor kontak atau data lain yang tidak bisa digunakan untuk membobol rekening, ubah password atau lainnya," tambahnya.
Lebih jelasnya, Tubagus juga mengungkapkan kebocoran data lama itu dimungkinkan karena laptop dari salah satu admin Kemenkumham mendownload aplikasi phishing.
Tubagus mengaku, jika Kemenkumham mendapatkan rata-rata dua ribu serangan tiap harinya. Dan upaya yang dilakukan Kemenkumham untuk menangkal serangan itu adalah dengan mengaktifkan fitur blocking pada Advanced Web Application Firewall.
Kemenkumham juga bekerjasama dengan BSSN membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT).