Kementan: Pangan Lokal Bisa Lepaskan Indonesia dari Ketergantungan Impor
JAKARTA - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, penyediaan pangan lokal seperti sorgum, bisa melepaskan Indonesia dari ketergantungan produk pangan impor.
Suwandi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan terdapat dua langkah yang dilakukan untuk menghadapi ancaman krisis pangan terdapat dua langkah yang dilakukan yaitu, memantapkan kapasitas produksi dari tanaman pangan lokal dan juga melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi tanaman pangan lokal.
"Jepang, Korea itu kuat karena cinta produksinya. Jangan membeli produk orang lain. Belilah produk-produk petani kita," kata Suwandi dikutip dari Antara, Kamis, 11 Agustus.
Indonesia saat ini bergantung pada impor gandum dari luar negeri yang diolah menjadi mi dan roti sebagai alternatif pangan pokok utama yaitu masyarakat yaitu nasi.
Untuk itu, beragam tanaman pangan lokal yang berpotensi menjadi pengganti gandum antara lain singkong, sorgum, sagu, ubi jalar, talas, dan lainnya.
Kementerian Pertanian saat ini tengah menggencarkan perluasan produksi sorgum karena memiliki kemiripan yang paling dekat dengan gandum.
Selain itu, sorgum juga mudah dibudidayakan pada lahan yang tidak subur, bahkan tandus. Sorgum juga masih satu kerabat dengan gandum dalam penamaan ilmiah.
"Kelebihan sorgum adalah sekali tanam bisa dikepras dua kali. Artinya, setahun bisa tiga kali panen dengan sekali masa tanam," katanya.
Penyuluh Pertanian Lapang Kabupaten Lamongan Jawa Timur Esti Fauziah menambahkan, sorgum tidak memerlukan persiapan banyak sebelum ditanam.
"Bahkan di tanah berbatu saja sorgum bisa tumbuh dengan baik. Tidak seperti tanaman padi yang memerlukan air banyak, memerlukan olah tanah,” kata dia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sebaran lahan tanaman sorgum banyak berada di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan produktivitas berkisar 3 hingga 4 ton per hektare.
Sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur produktivitasnya mencapai 4 hingga 5 ton per hektare.
Total luas lahan sorgum di seluruh wilayah mencapai sekitar 15.000 hektare.
Baca juga:
- Awal 2022, Penyaluran KUR Pertanian Tembus Rp65 triliun
- Antisipasi Krisis Pangan Global, Kementan: Menjaga Produksi Tak Cukup Jika Tak Ada Diversifikasi
- Moeldoko Ingatkan Indonesia Jangan Sampai Alami Krisis Pangan
- Proyek Percontohan Pengembangan Sorgum Dimulai: Hasil Riset Membuktikan Tanaman Ini Kaya Manfaat
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional Risfaheri menilai semua tanaman pangan lokal Indonesia memiliki potensi untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri sekaligus menurunkan ketergantungan terhadap impor gandum.
"Bayangkan kalau kita bisa mensubstitusi 10 sampai 30 persen terigu yang ada,” kata dia.
Saat ini, impor gandum Indonesia mencapai sekitar 11 juta ton per tahun.
Namun, Risfaheri mengakui, tepung sorgum atau tepung pangan lokal lain tidak memiliki kandungan gluten yang bersifat mengembang layaknya terigu dari gandum. Hal tersebut bisa disiasati dengan teknologi pangan.
"Barang kali para peneliti bisa merekayasa komoditas pangan kita yang tidak punya sifat mengembang bisa disisipkan mungkin seperti zat yang bisa membuat mengembang,” katanya.