Finlandia Bakal Uji Coba Penerapan Paspor Digital Berbasis Aplikasi Seluler

JAKARTA - Finlandia bisa menjadi negara pertama di Uni Eropa yang menguji coba aplikasi seluler dengan salinan digital dokumen perjalanan, alias paspor digital.

Finlandia telah menyatakan keinginannya untuk menguji aplikasi telepon yang akan menyimpan salinan digital dari dokumen perjalanan, bukan paspor kertas tradisional. Dengan teknologi baru ini, penumpang dapat mengirimkan informasi ke otoritas perbatasan sebelum mereka pergi ke luar negeri.

Menurut sebuah laporan di surat kabar Finlandia Helsingin Sanomat, Komisi Eropa menghubungi akhir tahun lalu untuk menanyakan, apakah negara tersebut bersedia untuk berpartisipasi dalam proyek percontohan.

"Saat ini kami sedang mempersiapkan aplikasi pendanaan untuk KPU. Aplikasi harus diserahkan pada akhir Agustus. Setelah itu, akan diputuskan apakah proyek tersebut akan direalisasikan atau tidak," terang Mikko Visänen, seorang inspektur Penjaga Perbatasan Finlandia kepada surat kabar tersebut, melansir Euronews 3 Agustus.

Diketahui, Komisi Eropa mendorong beberapa negara anggota untuk menguji dokumen perjalanan digital. Dengan informasi yang dikumpulkan dari tes ini, itu dapat memperkenalkan kemampuan untuk melintasi batas hanya dengan aplikasi ponsel di seluruh Uni Eropa.

Helsinki Airport, Finlandia. (Wikimedia Commons/kallerna)

Meskipun masih belum pasti apakah uji coba Finlandia akan dilanjutkan, dokumentasi digital pertama dapat diuji pada penerbangan ke Kroasia.

Beberapa penumpang akan diminta secara sukarela untuk mengunduh aplikasi di ponsel mereka. Mereka kemudian dapat mengirim dokumentasi mereka ke otoritas perbatasan sebelum mereka melakukan perjalanan.

"Informasi diperiksa terlebih dahulu dan dihapus setelah perjalanan," terang Väisänen.

Relawan pertama kemungkinan adalah penumpang yang bepergian antara Finlandia dan Kroasia, paling cepat pada musim semi 2023.

Bisakah paspor digital menjadi jawaban atas penundaan bandara yang terjadi belakangan? Untuk saat ini, penumpang yang terlibat dalam persidangan masih harus membawa paspor kertas fisik mereka dan menjalani pemeriksaan oleh agen perbatasan.

Namun dalam jangka panjang, tujuannya agar masyarakat tidak perlu membawa dokumentasi apapun selain ponsel. Wisatawan dapat dengan mudah diidentifikasi menggunakan foto wajah, ketika mereka naik pesawat atau melewati pemeriksaan keamanan.

Helsinki Airport, Finlandia. (Wikimedia Commons/kallerna)

Diharapkan dengan adanya dokumen perjalanan digital ini akan membuat melewati perbatasan menjadi lebih lancar dan cepat. Mengurangi waktu setiap pemeriksaan individu, bahkan dalam jumlah kecil dapat mengurangi waktu tunggu penumpang.

Jika tidak ada perubahan, Ukraina menjadi negara pertama di dunia yang memberikan status hukum yang sama pada paspor digital dengan paspor fisik..

Menggunakan aplikasi telepon bernama Dila yang dikeluarkan oleh Kementerian Transformasi Digital Ukraina, pengguna dapat melihat versi elektronik dari dokumen mereka. Mereka juga dapat menghasilkan kode QR yang pada dasarnya memiliki kekuatan yang sama dengan paspor.

Warga Ukraina telah dapat menggunakan paspor digital mereka dalam berbagai situasi seperti mengonfirmasi identitas mereka di kantor pos, mengonfirmasi usia mereka, atau membuka rekening bank selama beberapa tahun. Tapi tahun lalu, mereka juga dikenali saat bepergian ke negara itu dengan pesawat atau kereta api.

Sementara, Polandia dan Korea Selatan juga menggunakan dokumentasi digital pada telepon pintar dengan cara yang sama, ada pun proyek percontohan lebih lanjut dapat segera dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat.