KSP Ajak Perbankan Patahkan Asumsi Mobil Listrik Mahal

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyambut baik komitmen perbankan dalam mewujudkan ekonomi dan keuangan yang lebih ramah lingkungan.

Salah satunya dengan mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Moeldoko menegaskan, perbankan dan korporasi sebagai pemain besar di sektor keuangan memegang peranan penting dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Keduanya, kata dia, harus memiliki kesadaran yang sama dan bersinergi untuk melakukan pembiayaan terhadap industri dan konsumen kendaraan listrik di Indonesia.

"Saat ini masih ada asumsi mobil listrik itu mahal. Untuk itu, butuh komitmen perbankan dan korporasi untuk mendukung pembiayaan kepada industri dan konsumen kendaraan listrik," kata Moeldoko melalui keterangan tertulis, Jumat 15 Juli.

Moeldoko yang juga Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mengakui, pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.

Tantangan tersebut di antaranya munculnya dilema dalam menentukan hal apa yang perlu dikembangkan lebih dulu. Yakni, antara percepatan produksi kendaraan listrik atau ketersediaan fasilitas penunjangnya. Seperti stasiun pengisian baterai.

"Kalau kendaraannya dibangun masif tapi charging stationnya belum ada, ini jadi masalah. Charging station dibangun tapi pertumbuhan mobil listrik belum tumbuh dengan baik juga jadi masalah, tidak ada yang mau investasi," terangnya.

"Ini ibarat menentukan lebih dulu mana antara ayam atau telur. Jadi semuanya saling menunggu," sambung Moeldoko.

Untuk mengurai persoalan tersebut, menurut Moeldoko, perlu ada intervensi dari pemerintah, yakni dengan melakukan transisi dan konversi penggunaan kendaraan konvensional pada kendaraan listrik.

"Ini sudah mulai diuji coba di Kementerian Perhubungan. Nantinya hal yang sama akan dilakukan di kementerian/lembaga lainnya," pungkasnya.