Seberapa Besar Risiko Long COVID-19 Dialami Penyintas Kasus Omicron?

JAKARTA - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyampaikan risiko gejala COVID yang berkepanjangan atau long COVID-19 rendah pada orang yang sudah divaksin.

Hal itu disampaikan Ketua Kelompok Kerja Infeksi PDPI Erlina Burhan dalam webinar bertema Update on Management of COVID-19 di Jakarta, Selasa 28 Juni.

"Suatu penelitian menunjukkan bahwa risiko long COVID-19 memang lebih rendah pada orang yang sudah divaksin dibandingkan yang belum divaksin, dan vaksin memberikan perlindungan walaupun parsial terhadap long COVID-19," kata dia.

Sebab itu, lanjut dia, maka perlu bagi Indonesia untuk meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 hingga dosis ketiga atau penguat (booster).

Di sisi lain, ia menambahkan, masyarakat diminta tetap menggunakan masker di ruang terbuka dan tertutup. "Patuhi protokol kesehatan dan jangan lengah walaupun bila nanti kasusnya menurun," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Erlina juga mengatakan studi yang dilakukan di Inggris menunjukkan kejadian long COVID-19 pada varian Omicron lebih rendah dibandingkan dengan Delta.

Berdasarkan laporan Antara, suatu studi yang dilakukan di Inggris menunjukkan pada kasus Omicron sebanyak 2.501 kasus atau sekitar 4,5 persen dari 56.003 orang mengalami long COVID-19.

Sementara pada kasus Delta, sebanyak 4.469 kasus atau 10,8 persen dari 41.361 orang mengalami long COVID-19.

Dengan demikian, kata dia, studi itu menyimpulkan, kejadian long COVID-19 pada Omicron jauh lebih rendah dibandingkan dengan Delta.

"Tetapi tetap kita harus menjaga diri kita dan lingkungan kita jangan sampai tertular. Oleh sebab itu protokol kesehatan dan vaksinasi sangat penting untuk upaya pencegahan," tuturnya.

Tercatat dalam data Kementerian Kesehatan menunjukkan hingga Selasa 28 Juni, pukul 12.00 WIB, vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau dosis penguat sudah dilakukan pada 50.220.477 orang, atau 24,1 persen dari total 208.265.720 penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.

Sementara warga yang sudah mendapat vaksinasi dosis kedua tercatat sebanyak 168.900.581 orang atau sekitar 80,1 persen dari target vaksinasi.

Sedangkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama tercatat sudah dilakukan pada 201.418.060 orang atau 96,7 persen dari seluruh sasaran vaksinasi.