Sering Minum Minuman Berkarbonasi, Berdampak Buruk Pada Gigi dan Pencernaan Anak
YOGYAKARTA – Dikemas secara menarik, minuman berkarbonasi juga memiliki rasa segar. Minuman berkarbonasi adalah minuman bersoda. Biasanya disebut dengan minuman bergelembung karena mengandung gas. Minuman ini kerap dibeli dalam bentuk kaleng ataupun botol. Karena sangat mudah dalam genggaman, termasuk genggaman anak-anak, apakah minuman ini aman mereka minum?
Menurut ahli diet anak dan juru bicara Ancademy of Nutrition and Dietics (DAN), Amy Reed, MS., RD., CSP., LD., air berkarbonasi dapat menjadi bagian dari diet sehat untuk anak-anak jika dibandingkan dengan minum soda manis. Tetapi umumnya air berkarbonasi disisipi perasa, natrium atau garam, dan mineral lainnya. Beberapa juga mengandung kafein dan bahan penambah energi. Kalau dinilai berdasarkan efeknya pada kesehatan, air berkarbonasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi anak-anak kecil, minuman ini berdampak buruk apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Kelebihan dari minuman berkarbonasi, menawarkan kenikmatan minum minuman tanpa gula dan kalori, misalnya dalam bentuk sparkling water. Tetapi dalam konteks yang berbeda, minuman manis dengan air berkarbonasi merupaan pendorong obesitas di kalangan anak-anak.
“Saran saya adalah mengaggap air soda sebagai suguhan,” kata Mary Hayes, MD., seorang dokter gigi anak berbasis di Chicago.
Kalau dikonsumsi sesekali, tak jadi masalah. Tetapi kalau sering minum minuman jenis ini dapat menimbulkan masalah. Pengaruh buruknya tak hanya pada kesehatan gigi, tetapi juga berdampak buruk pada nutrisi, kekuatan tulang, dan kesehatan pencernaan. Terang dokter Jonathan Shenkin, seorang dokter gigi anak di Augusta, Maine, air soda tidak menawarkan manfaat nutrisi. Jika sering disuguhkan pada anak-anak, maka tidak mungkin dapat mengganti susu, protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran.
Apabila diminum balita, jelas Reed, air berkarbonasi dapat memanipulasi rasa kenyang. Ini menyebabkan mereka mengalami penurunan nafsu makan untuk makan makanan yang lebih padat nutrisi.
“Minuman berkarbonasi menyebabkan udara tertelan, yang menyebabkan gas. Setiap anak mungkin merespons secara berbeda. Jika akan Anda mengelukan peningkatan gas, kembung, atau bersendawa berlebihan, maka asupan air berkarbonasi mungkin perlu dikurangi,” saran Reed dilansir Verywell Family, Selasa, 21 Juni.
Baca juga:
Orang tua juga perlu mengidentifikasi makanan yang membuat anak-anak alergi. Maka cari tahu perasa apa yang terkandung dalam minuman berkarbonasi agar tak memicu respons alergi pada anak.
Menurut rekomendasi American Heart Association, anak-anak di bawah 5 tahun tidak boleh memiliki minuman yang mengandung tambahan gula, kafein, dan pemanis buatan. Artinya, pastikan anak-anak memiliki ketahanan dan usia cukup sebelum memberikan minuman berkarbonasi. Disamping itu, batasan minum minuman berkarbonasi tergantung usia. Terang Reed, seorang anak mungkin perlu dibatasi minum antara 4-8 ons per hari. Tetapi jangan terlalu sering supaya tidak menyebabkan kerusakan gigi, sakit perut, dan kebiasaan makan yang buruk.