Soal Konsesi Teritorial untuk Akhiri Perang dengan Rusia, Presiden Macron: Terserah Ukraina
JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Ukraina yang akan memutuskan sendiri nasibnya terkait perang dengan Rusia, di sela-sela kunjungan para pemimpin Eropa ke Kyiv.
Dikatakan Presiden Macron, Ukraina sendiri yang harus memutuskan apakah akan menerima konsesi teritorial apa pun terhadap Rusia dalam rangka mengakhiri perang, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada televisi TF1 dalam sebuah wawancara saat ia mengunjungi Kyiv.
|Ini terserah Ukraina untuk memutuskan," ujar Presiden Macron ketika ditanya konsesi apa, termasuk di wilayahnya yang harus diterima Ukraina, dalam wawancara dengan TF1, seperti mengutip Reuters 17 Juni.
"Saya pikir itu adalah tugas kita untuk mempertahankan nilai-nilai kita, oleh hukum internasional dan dengan demikian oleh Ukraina," sambung Presiden Macron yang berkunjung bersama sejumlah pemimpin negara Eropa lainnya.
Diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali mengatakan negaranya tidak akan menerima penyerahan wilayahnya sebagai akibat dari invasi Rusia yang dimulai 24 Februari lalu.
Presiden Macron datang menemui Presiden Zelensky bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, PM Italia Mario Draghi dan Presidem Rumania Klaus Iohannis untuk menunjukkan dukungan terhadap Ukraian.
"Ini adalah momen penting. Ini adalah pesan persatuan yang kami kirimkan ke Ukraina," ujar Presiden Macron.
Baca juga:
- Telepon Pemimpin Ukraina Zelensky 41 Menit: Presiden Biden Umumkan Bantuan Senjata Baru Senilai Rp14 Triliun, Termasuk 18 Howitzer
- Anak-anak Myanmar Dipukuli, Ditikam hingga Gigi atau Kukunya Dicabut saat Diinterogasi Rezim Militer, PBB: Kejahatan Kemanusiaan dan Perang
- Jatuhkan Sanksi Bertubi-tubi Terkait Invasi: Uni Eropa Masih Jadi Importir Terbesar Bahan Bakar Rusia, Moskow Raup Rp1,4 Kuadriliun
- Dua Remaja Tewas dan Puluhan Luka-luka, Pemimpin Kelompok Islam di India Serukan Penundaan Protes Penghinaan Nabi Muhammad
Langkah ketiganya untuk melakukan perjalanan bersama memegang simbolisme yang kuat pada saat yang sangat penting, sehari sebelum komisi eksekutif Uni Eropa diperkirakan akan merekomendasikan mendorong maju keinginan Ukraina bergabung dengan blok tersebut, yang diharapkan akan didukung oleh para pemimpin UE pada pertemuan puncak berikutnya.
Baik Kanselir Scholz, Presiden Macron dan PM Draghi semuanya mengatakan mereka adalah pendukung kuat Ukraina, yang telah mengambil langkah-langkah praktis besar untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada energi Rusia, serta menemukan senjata untuk membantu Kyiv.