Surplus Neraca Perdagangan yang Berlanjut Diyakini BI Perkuat Ketahanan Ekonomi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyambut positif catatan surplus perdagangan Mei 2022 yang disebut Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 7,56 miliar dolar.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa raihan ini sekaligus melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020.
"Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Kamis, 16 Juni.
Menurut Erwin, surplus neraca perdagangan bulan lalu bersumber dari neraca perdagangan nonmigas sebesar 4,75 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2022 sebesar 9,95 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut ditopang oleh ekspor nonmigas yang tetap kuat yaitu sebesar 20,01 miliar dolar AS pada Mei 2022, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 25,89 miliar dolar AS.
"Tetap positifnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel dan tembaga didukung oleh harga global yang masih tinggi," tuturnya.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap kuat. Adapun, impor nonmigas masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.
Baca juga:
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun dari 2,38 miliar dolar AS pada April 2022 menjadi 1,86 miliar dolar AS pada Mei 2022, sejalan dengan kenaikan ekspor migas di tengah penurunan impor migas.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional," tutup Erwin.