Sebut Buya Syafii Maarif Tokoh yang Tak Haus Kekuasaan, Waketum MUI: Bila Melihat Kebenaran, Beliau Tak Takut Menentang Arus

JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, merasa kehilangan atas kepergian ulama berusia 86 tahun itu. Menurutnya, Buya Syafii adalah tokoh yang tidak pernah mengenal lelah untuk berfikir dan berbuat bagi umat dan bangsanya sehingga banyak orang yang memberi gelar 'Bapak Bangsa'.

"Saya rasa gelar itu memang sangat patut untuk disandangkan kepada beliau karena memang hari-harinya diisi untuk kepentingan umat dan bangsanya. Boleh dikatakan, beliau sebagai seorang tokoh yang langka karena dikenal sebagai tokoh yang tidak haus dengan harta dan kekuasaan," ujar Anwar Abbas kepada VOI, Jumat, 27 Mei.  

Anwar menuturkan, banyak tokoh yang dekat dengan Buya Syafii mengingatkan kepada siapa saja yang ingin bertemu agar jangan coba-coba untuk merayu dengan uang dan kemewahan. Kata Anwar, Buya Syafii tidak mempan diiming-imingi. "Barangsiapa yang mencoba-coba melakukannya, pasti akan kena semprot dari beliau," tuturnya. 

Sepengetahuan Ketua PP Muhammadiyah itu, Buya Syafii hidup dengan berprinsip, ajaran agamanya sangat kental mewarnai sikap dan kepribadiannya. Karena itu, kata Anwar, bila Buya Syafii melihat sesuatu kebenaran maka dia tidak takut untuk menentang arus. 

"Bagi beliau apa yang dianggapnya benar ya disampaikannya (benar, red) dan kalau dia melihat ada sesuatu yang salah maka akan dikritik dan diluruskannya. Masalah orang mau atau tidak mau mendengar kata-katanya itu urusan lain," ungkap Anwar. 

Sedangkan dalam berjuang, Anwar melihat sosok Buya Syafii tidak mengenal istilah mutung atau berputus asa. Dari sekian banyak yang dikagumi dari sosok Buya Syafii, ada ceramahnya yang sangat diingat di depan para pemuda Muhammadiyah, bahwa Muhammadiyah tidak hanya sebagai gerakan islam, gerakan tajdid dan gerakan dakwah amar maruf nahi munkar tapi juga gerakan ilmu.

"Karena ilmu itu isinya adalah kebenaran maka Muhammadiyah harus berusaha keras untuk mencari dan menggali kebenaran, kemudian menegakkan dan memperjuangkannya serta mempergunakan kebenaran tersebut dalam menjalankan aktifitas dan kegiatan pribadi dan organisasi kita, begitu kata beliau," papar Anwar.  

Anwar pun menyampaikan rasa terima kasihnya pada Buya Syafii. "Semoga semua dosa Buya diampuni dan semua amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT," pungkasnya.