Moises Zagala, Dokter Ahli Jantung dari Venezuela, Dituduh Jual Ransomware ke Iran
JAKARTA - Seorang dokter ahli jantung asal Venezuela, yang selama belajar sendiri pemrograman komputer, menjual perangkat lunak yang digunakan oleh kelompok peretas asal Iran untuk menyerang perusahaan Israel. Tuduhan ini diluncurkan oleh jaksa AS pada Senin, 16 Mei saat mengajukan tuntutan pidana terhadapnya.
Moises Zagala, 55, melisensikan perangkat lunaknya kepada penjahat dunia maya yang kemudian menyebarkannya untuk memeras korban demi uang. Tuduhan ini diajukan di pengadilan federal di Brooklyn, New York.
Menurut tuduhan itu, Zagala dianggap telah mengiklankan alat Jigsaw v. 2-nya di forum online seharga 500 dolar AS (7,2 juta) dan menawarkan untuk menjual kode sumber yang mendasarinya seharga 3.000dolar AS (Rp 43,5 juta) , kata pengaduan itu.
Breon Peace, Jaksa AS untuk Distrik Timur New York mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Zagala membual tentang serangan yang berhasil menggunakan programnya, "termasuk oleh aktor jahat yang terkait dengan pemerintah Iran."
Zagala menghadapi dua tuduhan percobaan intrusi komputer dan konspirasi untuk melakukan intrusi komputer. Dia tinggal di Ciudad Bolivar, Venezuela, dan belum ditangkap oleh otoritas AS.
Pada akhir 2019, Zagala mulai menawarkan produk lain, Thanos, kepada peretas dengan imbalan beberapa keuntungan dari serangan ransomware mereka. Tuduhan ini dibuat ditulis oleh agen FBI, Chris Clark. Clark juga membeli lisensi untuk program tersebut dan mengunduhnya ke komputer di Amerika Serikat.
Baca juga:
“Zagala pada tahun 2020 memposting tautan di papan pesan ke artikel berita dalam bahasa Rusia tentang kelompok peretasan Iran, MuddyWater, yang menggunakan perangkat lunak Thanos untuk menargetkan organisasi Israel,” kata Clark, seperti dikutip Reuters.
Pihak berwenang AS pada Februari menggambarkan MuddyWater sebagai sekelompok operator siber yang terkait dengan Iran dan mengatakan mereka telah menargetkan berbagai organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Iran menyebut tuduhan dari PBB itu "tidak berdasar."
Menurut dokumen di pengadilan, beberapa klien Zagala juga diarahkan untuk melakukan pembayaran ke rekening PayPal yang terdaftar untuk saudaranya di Florida. Menurut pengakuan “sang saudara” kepada FBI, Zagala telah belajar sendiri pemrograman komputer selama ini.