Ketua DPR: Waisak Momentum Refleksikan Pentingnya Menjaga Kerukunan
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani menyebutkan perayaan Waisak 2566 Buddhist Era (BE) momentum untuk merefleksikan pentingnya saling membantu dan menjaga kerukunan.
"Secara garis besar Waisak pada tahun ini mengingatkan kita semua untuk lebih dan terus menjaga dan memelihara kerukunan atau moderasi antarumat beragama," kata Puan dalam keterangan tertulisnya dilansir Antara, Senin, 16 Mei.
Puan menyampaikan selamat merayakan Waisak bagi seluruh umat Buddha di Indonesia.
Mantan Menko PMK ini mengajak umat Buddha di Tanah Air untuk membangun nilai-nilai luhur bangsa sekaligus merefleksikan kembali ajaran-ajaran Sidharta Buddha Gautama.
Puan mengatakan ajaran Sidharta Buddha Gautama yang berisi nilai-nilai universal, falsafah kehidupan mendalam, serta pencerahan tentang hakikat dan makna kehidupan umat Buddha yang sejati itu sesuai dengan tema Waisak 2566 BE "Moderasi untuk Indonesia Bahagia".
Nilai-nilai universal darma Sang Buddha tersebut, menurut Puan, penting artinya dalam membangun bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
"Saya mengajak saudara-saudara umat Buddha untuk senantiasa merenungkan kembali apa yang telah disampaikan Sang Buddha dan menebarkan kebaikan kepada sesama," kata Puan.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengatakan bahwa perayaan Waisak pada tahun ini masih dalam situasi pandemi COVID-19.
Karena itu, ajaran Buddha untuk saling membantu sesama pada masa sulit ini sangat relevan.
"Pendidikan Buddhist dengan tujuan keadilan sosial dan perdamaian dunia adalah sebuah tekad yang ingin dibentuk oleh umat Buddha," kata Puan.
Baca juga:
- Densus 88 Ringkus 24 Teroris Kelompok MIT Poso, Terbanyak di Sulteng dan 1 Orang di Bekasi
- Bertambah Satu, Korban Meninggal Kecelakaan Maut Bus di Tol Surabaya-Mojokerto Jadi 14 Orang
- Kementerian BUMN Targetkan Distribusi Minyak Goreng ke 5.000 Titik di Indonesia
- Polisi Masih Selidiki Kasus Penganiayaan Artis Jennifer Coppen di Shishi Bar Bali
Mengutip pidato presiden pertama RI Soekarno, Puan juga mengajak umat Buddha dan segenap rakyat hendaknya bertuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada "egoisme agama". Hendaknya negara Indonesia satu negara yang bertuhan.
"Marilah kita amalkan dan jalani kehidupan beragama dengan cara yang berkeadaban, yaitu dengan hormat-menghormati satu sama lain," kata Puan.
Ia mengajak seluruh umat Buddha di Tanah Air untuk menjadikan peringatan Waisak 2566 BE sebagai momentum dalam membangun nilai-nilai luhur bangsa untuk tetap menjaga sesanti dalam kitab Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika, dan Hana Darma Mangrwa.
"Selamat trisuci Waisak. Semoga semua makhluk selalu hidup tenang, tenteram, dan berbahagia," kata cucu Bung Karno ini.