Industri Kripto di Asia Tenggara Terus Meningkat
JAKARTA - Sekjen Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (HIPMIKINDO) Jurika Fratiwi menyatakan menurut data bursa, peminat industri kripto di Asia Tenggara meningkat sejak tahun 2019.
Menurut dia, lompatan peminat untuk kripto yang pertama kali digunakan pada 2009, terjadi saat masa pandemi karena masyarakat banyak yang mencari alternatif investasi selain komoditas, saham dan emas.
"Minat besar atas aset kripto ini juga sangat dirasakan di Indonesia. Hingga tahun 2021, investor aset kripto meningkat hingga 7,4 juta atau naik rata-rata 162 persen per tahun sejak 2015,” kata Jurika Fratiwi dilansir Antara, Sabtu, 14 Mei.
Dia mengatakan, industri kripto di Asia Tenggara juga mampu melahirkan komunitas kripto, misalnya Vidycoin dan Vidyx. Vidycoin dan Vidyx juga memiliki kapitalisasi market yang cukup tinggi dalam bursa yang perdagangkan di seluruh dunia.
Tak heran, jika di Indonesia Vidy Foundation dengan token serinya VidyX dan Vidy Coin juga memiliki investor paling banyak dibandingkan negara-negara lain di dunia dengan tren tahun ke tahun yang mengalami peningkatan.
"Saya kira hal itu karena platform dua token kripto Vidy Foundation yaitu Vidy coin dan VidyX didukung perencanaan model bisnis yang sangat cemerlang,” jelas Jurika yang juga fungsionaris DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Baca juga:
Jurika melihat kinerja Vidy Foundation menunjukan proses yang positif dengan investasi kripto beresiko rendah. "Manajemen resiko yang cemerlang inilah yang mendorong Vidy Foundation memasuki performa dalam deret kripto terbaik,” tambahnya.
Dia menilai, token kripto Vidy Foundation cukup memenuhi syarat untuk masuk menjadi salah satu investasi kripto. Saat ini, kedua token itu memiliki kiprah yang cukup baik di Bursa kripto Indodax
“Di saat yang sama, fakta yang ada Vidycoin dan vidyx telah memberi peluang yang cukup baik . Oleh sebab itu, banyak orang yang ingin tahu cara bermain kripto dengan memilih vidycoin dan vidyx,” ujarnya.