Wamenag Berharap Lebaran 2022 Bakal Serentak
JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi berharap Lebaran 2022/Idul fitri 1443 Hijriah bakal berlangsung secara serentak antara keputusan pemerintah dengan organisasi masyarakat Islam.
"Mudah-mudahan Lebaran tahun ini kita semua bisa bersama," ujar Zainut dikutip Antara, Kamis, 28 April.
Harapan Zainut itu berdasarkan pertimbangan perhitungan hisab mengenai posisi hilal atau bulan. Pada saat 1 Mei nanti, posisi hilal sudah cukup tinggi, yakni lebih dari tiga derajat di atas ufuk, sesuai dengan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Dengan perhitungan tersebut, hilal hampir bisa dipastikan bisa diamati atau dirukyat, sehingga 1 Syawal versi pemerintah dari hasil sidang isbat diperkirakan jatuh pada 2 Mei.
Sidang isbat untuk penentuan awal Syawal akan digelar pada Minggu, 1 Mei. Apabila sidang isbat memutuskan 1 Syawal jatuh pada 2 Mei, artinya mayoritas umat Islam di Indonesia akan merayakan Lebaran secara serentak. Sebelumnya PP Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal pada 2 Mei berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.
"Sidang isbat akan dilaksanakan 1 Mei, mudah-mudahan tim hilal yang disebar diseluruh Nusantara ada yang melihat hilal. Harapannya sama (berbarengan), tapi untuk kepastiannya tetap menunggu hasil sidang isbat," kata dia.
Apabila nantinya ada perbedaan dalam penentuan 1 Syawal, Wamenag meminta untuk saling menghormati, seperti halnya saat penentuan 1 Ramadhan 1443 Hijriah.
"Kalau misalnya namanya diwajibkan ada perbedaan, ya kita harus menerima perbedaan. Mudah-mudahan tidak ada perbedaan dalam menetapkan 1 Syawal," kata dia.
Baca juga:
Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Adib mengatakan pihaknya mengundang organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan perwakilan duta besar pada Sidang Isbat (penetapan) awal Syawal 1443 H pada 1 Mei.
Kemenag juga mengundang Komisi VIII DPR RI, akademisi dari sejumlah universitas, pimpinan pondok pesantren serta para pakar dan ahli falak.
Karena masih pandemi, kata Adib, sidang isbat awal Syawal 1443 H digelar secara daring dan luring. Secara luring, sidang isbat digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI Jakarta. Peserta yang mengikuti secara daring difasilitasi melalui aplikasi Zoom.
“Pelaksanaan sidang isbat diawali penjelasan posisi hilal oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, dilanjutkan dengan informasi hasil rukyatul hilal yang digelar di 99 titik di seluruh Indonesia. Selanjutnya akan ditetapkan awal Syawal 1443 H dengan mempertimbangkan hasil hisab dan hasil rukyat, serta masukan dari peserta sidang,” katanya.