Milenial sampai Ambyar Jadi Kata-Kata Populer di Indonesia

JAKARTA - Milenial ditetapkan sebagai kata terpopuler untuk tahun 2019. Hal ini berdasarkan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Milenial menjadi kata tahun ini setelah mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya karena paling banyak dicari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

“Dalam pelaksanaan tugas tersebut, pada tahun 2020 Badan Bahasa menetapkan untuk pertama kalinya Kata Tahun Ini. KTI yang ditetapkan pada awal tahun 2020 adalah Kata Tahun Ini pada tahun 2019, yaitu milenial,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Bahasa Dadang Sunendar, seperti dikutip dari era.id, Jumat, 10 Desember.

Kata milenial memiliki makna yang berkaitan dengan milenium dan berkaitan dengan generasi yang lahir di antara tahun 1980-an dan 2000-an. Kata milenial, baik dengan kedua makna tersebut, berkelas kata adjektiva atau kata sifat.

Menurut Dadang, kata milenial ditetapkan sebagai KTI 2019 dengan mempertimbangkan beberapa kriteria. Kata milenial merupakan salah satu kata yang masuk dalam pencarian kata terpopuler sepanjang tahun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring.

“Juga menjadi kata yang digunakan sepanjang tahun menurut Google Trends dengan jumlah penggunaan tertinggi pada bulan Maret 2019. Kata milenial menandai berbagai peristiwa, digunakan berbagai kalangan, dari pejabat hingga masyarakat umum, dan memiliki keluasan distribusi bidang merata di Indonesia,” kata Dadang.

Fakta penggunaan di masyarakat, kata milenial digunakan baik dalam komunikasi lisan maupun komunikasi tulis di media sosial. Kata milenial dikenal dan digunakan  berbagai kalangan untuk mengidentifikasi perilaku dan generasi yang memiliki karakteristik tertentu.

Salah satu peristiwa yang membuat kata milenial populer adalah pengumumuman staf khusus Presiden Joko Widodo dari kalangan milenial pada 21 November 2019. Berdasarkan pencarian Google pada 30 Desember, kata staf khusus milenial dipakai 2,94 juta kali.

Kata Tahun Ini

Jika kata 'milenial' jadi kata terpopuler yang ditetapkan Badan Bahasa untuk tahun 2019. Maka dalam bahasa Inggris, Oxford University Press memilih “climate emergency” sebagai Word of the Year (WOTY) 2019. Sedangkan kamus digital Dictionary.com memilih kata Existential atau eksistensi sebagai kata yang mendeskripsikan tahun 2019.

Pengamat Bahasa Ivan Lanin mengatakan pemilihan Kata Tahun Ini (KTI) rutin sejak pengkategorian dalam bahasa Jerman pada 1971 melalui penerbitan Wort des Jahres oleh Gesellschaft für deutsche Sprache (Asosiasi Bahasa Jerman). American Dialect Society menjadi perintis penerbitan KTI bahasa Inggris pada 1991. 

"Berbagai lembaga bahasa Inggris lain selanjutnya juga menerbitkan KTI versi mereka secara rutin, misalnya Merriam-Webster (sejak 2003), Oxford University Press (sejak 2004), dan Australian National Dictionary Centre (sejak 2006)," paparnya seperti dikutip dari laman wordpressnya.

Selain bahasa Jerman dan Inggris, pemilihan KTI juga diselenggarakan oleh beberapa bahasa lain, misalnya bahasa Jepang (sejak 1995), Rusia (sejak 2007), Denmark (sejak 2008), dan Norwegia (sejak 2012).

Menurut Ivan Lanin, adjektiva kata 'milenial' memilliki dua arti dalam KBBI. Milenial bisa dikaitkan dengan milenium dan juga generasi yang lahir di antara tahun 1980-an dan 2000-an. 

"Kata tersebut dimasukkan ke dalam KBBI pada pemutakhiran April 2018 sebagai serapan dari kata bahasa Inggris “millennial“," ungkap Ivan.

Versi Warganet

Jika 'milenial' menjadi kata terpopuler untuk tahun ini, maka jajak pendapat kecil-kecilan yang dibuat oleh Ivan Lanin dengan mempertandingkan popularitas empat kata di kalangan warganet, seperti ambyar, ashiaap, julid dan santuy. Dalam jajak pendapat itu, 'ambyar' terpilih sebagai kata yang paling populer menurut warganet. 

"KBBI mencantumkan ambyar sebagai kata ragam cakapan dengan arti ‘bercerai-berai; berpisah-pisah; tidak terkonsentrasi lagi’. Pada 2019, kata yang berasal dari bahasa Jawa ini dipopulerkan (kembali) oleh para #SobatAmbyar Didi Kempot," tulis Ivan berdasarkan hasil jajak pendapat yang digelarnya pada 12 Desember lalu dan diikuti 14 ribu warganet pada platform Twitter.