Wagub Riza Ingatkan Peran Media Massa dan Pegiat Medsos Bantu Tanggulangi Kasus TB-HIV

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan, pemeriksaan, serta penanganan penyakit TB-HIV di Kota Jakarta.

Hal ini disampaikan Riza dalam rapat koordinasi pelibatan media massa maupun media sosial dalam mengeliminasi atau menurunkan kasus TB-HIV (Tuberkulosis pada pengidap HIV) di Jakarta yang digelar Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta.

"Penanggulangan HIV AIDS harus terus dilakukan secara menyeluruh melalui pelayanan promotif, preventif, diagnosis, kuratif dan rehabilitatif," kata Riza dalam rapat yang digelar secara daring, Selasa, 26 April.

Riza memaparkan, pada kaskade Fast Track HIV DKI Jakarta hingga Desember 2021, Dinas Kesehatan melaporkan bahwa terdapat 65.916 orang dengan HIV positif dan 72.638 orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Dari jumlah tersebut, orang yang masih dalam perawatan atau on ARV (obat antiretroviral) ada sebanyak 28.629 orang dan yang telah mencapai viral load tersupresi ada sebanyak 21.952 orang.

Selama Bulan Januari hingga Juni 2021, sebanyak 60 persen penderita TB mengetahui bahwa dirinya juga terjangkit HIV.

Sebagaimana diketahui, TB (Tuberkulosis) merupakan Infeksi Oportunistik (IO) yang paling banyak diderita ODHA dan sekaligus menjadi penyebab terbanyak kematian pada ODHA.

Karenanya, Riza mengajak media massa dan para pegiat media sosial untuk berperan aktif dalam mengeliminasi kasus TB-HIV yang ada di Kota Jakarta.

Dengan informasi yang disebarluaskan melalui media, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami tentang cara pencegahan dan pengobatan HIV AIDS, serta penanganan pada pasien HIV AIDS.

"Tak dapat dipungkiri, media berperan besar dan penting dalam mempengaruhi opini dan pola pikir publik yang akurat dan terpercaya. Media di sini tentu saja bukan sekadar media cetak, elektronik, serta media sosial dalam arti konvensional," tutur Riza.

"Yang perlu kita perhatikan juga secara khusus itu posisi media sebagai person atau publik/warga. Istilah kerennya, influencer. Inilah yang juga harus mendapatkan perhatian serius untuk diajak kerjasama menghasilkan konten-konten kreatif yang bisa membantu upaya kita mengeliminasi kasus TB-HIV," tambahnya.