Bali United Milik Konglomerat Pieter Tanuri Raup Pendapatan Rp198,6 Miliar dan Laba Rp191,6 Miliar di 2021

JAKARTA - Pengelola klub Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mencatatkan kinerja keuangan yamg memuaskan di tahun 2021. Pendapatan maupun laba bersih perusahaan milik konglomerat Pieter Tanuri naik sepanjang tahun lalu.

Dalam laporan keuangan Bali United, dikutip Sabtu 23 April, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp198,6 miliar pada 2021. Pendapatan ini melesat 159,91 persen dari tahun 2020 sebesar Rp76,4 miliar.

Pendapatan perseroan ditopang oleh pendapatan manajemen klub di sisi komersial sebesar Rp58,11 miliar, dan kontribusi sebesar Rp3,87 miliar. Selain dari manajemen klub, pendapatan perseroan juga ditopang oleh bisnis sport agency yakni live video streaming dan rekaman video senilai Rp87,37 miliar dan sponsor senilai Rp44,97 miliar.

Adapun pendapatan lainnya sejumlah Rp4,27 miliar. Berdasarkan pelanggannya, perseroan membukukan pendapatan live video streaming dan rekaman video dari PT Liga Indonesia Baru senilai Rp48,64 miliar dan dari PT Vidio Dot Com senilai Rp24,9 miliar.

Sementara dari pendapatan komersial, perseroan membukukan pendapatan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) sebesar Rp25,06 miliar. Ketiga pelanggan tersebut memberikan kontribusi lebih dari 10 persen ke total pendapatan perseroan.

Dengan kinerja pendapatan ini, laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan tercatat melesat menjadi Rp191,6 miliar. Laba bersih ini meroket 3.567,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp5,22 miliar.

Sepanjang 2021, perseroan mencatatkan peningkatan total aset menjadi Rp761,4 miliar, naik dari 2020 sebesar Rp550 miliar. Total aset lancar perseroan meningkat menjadi Rp600,7 miliar di 2021, dari Rp414,8 miliar di 2020 yang disebabkan meningkatnya investasi jangka pendek dan peningkatan penagihan kepada client, sehubungan dengan berjalannya Liga 1 tahun 2021/2022.

Sementara itu, total liabilitas perseroan di akhir 2021 turun menjadi Rp61,95 miliar, dari Rp79,2 miliar. Perseroan menjelaskan menurunnya liabilitas ini karena sudah dilakukannya pembayaran kewajiban dan tagihan selama tahun 2021.

Adapun total ekuitas perseroan naik menjadi Rp699,4 miliar di 31 Desember 2021, dari Rp470,8 miliar di 31 Desember 2020. Meningkatnya ekuitas ini disebabkan karena Liga 1 tahun 2021/2022 sudah berjalan kembali, sehingga BOLA mulai mendapatkan pendapatan sponsorship. Selain itu, perseroan juga memperoleh pendapatan lain-lain atas investasi jangka pendek.