Kasat Sabhara dan Kapolres Blitar Berpelukan, Perseteruan Berakhir Damai
SURABAYA - Perseteruan antara Kasat Sabhara Polres Blitar Agus Hendro Tri Susetyo dengan Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani berakhir damai. Selain damai, Agus Hendro juga batal mengundurkan diri dari anggota kepolisian.
Kedua anggota kepolisian itu berdamai terlihat dari video yang berdar. Di mana dalam video berdurasi 1 menit itu, kedua polisi yang tengah berkonflik terlihat saling berangkulan.
"Saya minta maaf ndan," kata Agus kepada Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani dalam video itu.
Dikonfirmasi soal video itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan konflik bawahan dengan atasan di Polres Blitar sudah berakhir damai.
"Sudah damai kemarin malam (Senin), sudah berpelukan seperti dalam video yang beredar itu," kata Truno, dikonfirmasi, Selasa, 6 Oktober.
Truno menerangkan, AKP Agus telah dipindahtugaskan ke Polda Jatim dan menempati jabatan baru sebagai Kaurfastor Subbagyantor Yanma Polda Jatim.
"Yang bersangkutan diangkat dalam jabatan baru, sesuai kebutuhan organisasi atau institusi dalam memberikan penyegaran dan pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Perseteruan atasan dan bawahan ini berawal saat Agus mendatangi Mapolda Jatim pada Kamis (1/10) dengan membawa surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Kapolda Jatim dengan tembusan ke Kapolri.
Baca juga:
Langkah mengajukan surat pengunduran diri ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas kepemimpinan Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya.
"Jadi saya datang ke Polda Jatim saya sengaja mengirim surat pengunduran diri saya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jadi hari ini saya resmi mengundurkan diri kepada Bapak Kapolda, nanti tembusannya Bapak Kapolri dan lain-lain. Hari ini sudah saya ajukan tinggal tunggu proses lebih lanjut," kata Agus.
Agus menyebut AKBP Ahmad Fanani arogan dalam memimpin. Agus lantas menceritakan serentetan perilaku pimpinananya itu. Bahkan Agus mengaku mendapatkan makian berupa banci dan lemah dari sang kapolres.
"Setiap beliau marah dan ada yang enggak cocok itu makian kasar yang disampaikan. Mohon maaf kadang sampai nyebut binatang, umpatan, terakhir sama saya enggak seberapa. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain," ujarnya.
Selain arogan, Agus juga mengkritisi Kapolres Blitar dalam hal kinerja. Agus merasa tak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut. Misalnya terkait pembiaran adanya kegiatan sabung ayam di masa pandemi COVID-19.\
Agus juga menyebut di Blitar, juga terjadi pembiaran pada pertambangan pasir hingga rusaknya akses menuju desa. "Kita bekerja keras untuk memutus mata rantai, namun di Blitar ini ada kegiatan yang justru dibiarkan gitu. Kayak pertambangan pasir bebas, sabung ayam bebas tidak ada teguran," pungkasnya.