Ukraina dan Rusia Saling Lempar Data Korban Peperangan, Siapa Lebih Jujur?

JAKARTA - Melihat konflik di Ukraina bukan hanya persoalan rudal dan desingan peluru. Tapi soal data-data korban peperangan yang dilempar Ukraina dan Rusia.

Kedua negara memang sering terlibat perang komentar dalam merespons peristiwa. Dan makin menjadi seru ketika urusan data.

Rusia pasti akan bilang kalau jumlah korban Ukraina jauh lebih banyak dibanding yang mereka derita. Begitu juga dengan Ukraina. Negara ini pasti akan menyebut mereka sukses membunuh lebih banyak tentara Rusia.

Dilansir dari BBC, Minggu 17 April, selama perang berlangsung, Ukraina secara teratur sering meriilis data perkiraan kematian Rusia. Beda dengan Rusia yang lebih jarang melakukan hal ini.

Kini kedua kembali merilis data-data - yang tidak dapat dikonfirmasi oleh BBC - sangat tinggi.

Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa sekitar 20.300 tentara Rusia telah tewas sejak 24 Februari - awal invasi Rusia.

Rusia membalas dengan mengatakan "kerugian yang tidak dapat diperbaiki" yang diderita tentara Ukraina berjumlah 23.367 tentara, meskipun tidak disebutkan apakah ini hanya termasuk mereka yang telah meninggal atau yang juga terluka.

Kedua belah pihak juga berbeda tentang seberapa terbuka mereka dalam mengakui kerugian mereka sendiri.

Sekali lagi, Ukraina telah melakukan ini secara lebih teratur. Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa hingga 3.000 tentara Ukraina telah tewas sejak awal perang, sementara Rusia lebih enggan untuk memperbarui angkanya secara publik. Pada 25 Maret, kementerian pertahanannya mengatakan 1.351 tentara Rusia telah tewas dalam pertempuran sejauh ini.