Warga Nias Selatan Takut Tsunami Pascagempa

JAKARTA - Camat Lolomatua, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara Alinudi Laila mengatakan masyarakat masih was-was akan potensi terjadinya tsunami pascagempa M 6,7 yang melanda Senin pagi.

Alinudi mengatakan masyarakat merasakan gempa, namun belum ada peringatan atau informasi lanjutan.

"Belum ada peringatan apakah tsunami itu ada atau tidak, makanya kami sepertinya gelisah, karena belum diberitakan ada atau tidak secepatnya. Saya buka hanphone (ponsel) tidak ada pemberitahuan. Was-was kami, kalau bisa secepatnya diberitahukan," ujar Alinudi Dalam konferensi pers daring yang diikuti di Jakarta, Senin 14 Maret.

Alinudi juga melaporkan sejauh ini belum tampak kerusakan bangunan terjadi di sekitar pusat gempa. Namun, tampak bahwa daerah dekat perairan, dilaporkan kenaikan tinggi muka air.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Seismologi Teknik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan bila berpotensi adanya tsunami, BMKG akan menyampaikan langsung melalui SMS.

Namun, pada gempa Nias Selatan tidak memicu tsunami, sehingga informasinya hanya berupa narasi dan parameter gempa serta episentrum gempa.

"Untuk gempa yang tadi pagi terjadi itu tidak berpotensi tsunami, sehingga tidak disampaikan dalam SMS tersebut berpotensi tsunami atau tidak, jadi hanya berupa narasi saja," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan agar warga yang dekat dengan pusat gempa untuk memasang aplikasi Info BMKG di ponsel.

Selain itu, agar pemerintah daerah setempat dapat mengklarifikasi informasi peringatan dini kepada Stasiun Geofisika Gunung Sitoli.

"Intinya kita menjadi paham masih ada yang belum menginstal aplikasi tersebut. Jadi, mohon bantuan dari Pemda Gunungsitoli atau UPT yang ada di di daerah untuk menggencarkan lagi informasi terkait perlunya menginstal aplikasi mobile phone info BMKG. SMS itu hanya untuk orang terbatas ya, hanya di lokasi terdampak saja," ujar Dwikorita.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa dangkal dengan magnitudo 6,9 yang mengguncang Nias Selatan, Sumatra Utara, pada Senin sekitar pukul 04.09 WIB, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M6.0.

Bambang mengatakan gempa magnitudo 6,9 ini mengguncang wilayah pantai selatan Nias Selatan, Sumatra Utara. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,7.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,71° LS 98,50° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 6 kilometer arah selatan Hibala, Nias Selatan, Sumatra Utara, pada kedalaman 25 km.

Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang, Siberut, Nias Selatan, Gunungsitoli dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, Pariaman dengan skala intensitas III MMI (terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Lalu di Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, Solok dengan skala intensitas II MMI (benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).

"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar dia.