Didorong Kenaikan Harga Cabai, Inflasi Maret Diprediksi Bakal Segini
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi posisi inflasi Maret 2022 akan mencapai 0,48 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Posisi tersebut terutama disumbang oleh kenaikan harga cabai merah dan juga emas perhiasan.
Hingga minggu kedua Maret 2022 ini, komoditas cabai merah telah menyumbang 0,09 persen (mtm), sedangkan kontribusi emas perhiasan tercatat sebesar 0,05 persen (mtm), dengan keduanya menjadi sumbangan terbesar terhadap posisi inflasi yang terjadi.
"Kemudian penyumbang utama inflasi lainnya yaitu cabai rawit, telur ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga, yang masing-masing menyumbang sebesar 0,04 persen (mtm), daging ayam ras, tempe, dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), bawang merah, tahu mentah, dan daging sapi masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta jeruk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resminya, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Kamis, 11 Maret.
menurut Erwin, proyeksi bahwa inflasi Maret bakal di level 4,48 didasarkan pada Survei Pemantauan Harga pada minggu kedua Maret 2022 yang mencerminkan perkembangan harga tetap terkendali.
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 sebesar 1,04 persen secara tahun kalender (year to date/ytd) dan 2,48 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Sementara itu, lanjut Erwin, komoditas yang mengalami deflasi, yaitu minyak goreng sebesar 0,05 persen (mtm) dan tomat sebesar 0,01 persen (mtm).
BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh juga akan dilakukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.