Kapolri Minta Warga Pengidap Komorbid Jalani Isoter COVID-19

JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengimbau warga yang miliki riwayat komorbid dan terpapar COVID-19 untuk menjalani perawatan di lokasi isolasi terpusat (isoter).

Pernyataan itu disampaikan Sigit saat meninjau secara langsung lokasi isolasi terpusat di Asrama Haji Pekanbaru, Riau.

"Khusus bagi masyarakat yang memiliki komorbid (perawatan isoter, red). Karena memang dokter-dokter dan tenaga kesehatan akan mengikuti setiap hari terkait kondisi kesehatan. Dan ini akan kurangi risiko fatalitas yang terjadi," kata Sigit, Kamis, 24 Februari.

Selain itu, Sigit juga menyarankan agar isoter dilakukan oleh masyarakat yang tak memiliki sarana dan prasarana penunjang untuk isolasi mandiri. Sehingga, tidak terjadi penyebaran COVID-19.

"Karena memang ada aturan dan standar untuk isolasi mandiri. Di mana harus dipenuhi syaratnya agar tidak terjadi penyebaran," kata Sigit.

"Tentunya ini bisa dilakukan evaluasi atau pengecekan, apakah kemudian fasilitas untuk mandi juga terpisah, kemudian memiliki kamar-kamar yang cukup yang bisa digunakan untuk memisahkan antara yang sakit dan tidak sakit. Kalau memang tidak memiliki syarat-syarat standar tersebut, tentunya saran kita lebih baik dirawat di isoter," sambungnya

Khusus wilayah Riau, mantan Kabareskrim Polri itu menyebut berdasarkan data telah disediakan 41 lokasi isoter dengan tingkat BOR sebesar 9,25 persen atau berkapasitas 1.697 tempat tidur yang telah terisi 157.

Kemudian, Sigit juga menyatakan lokasi isoter disediakan dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan pemantauan intensif. Kemudian, dari segi pelayanan, fasilitas, obat-obatan, serta makanan pun sudah disiapkan dengan baik.

"Saya terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Riau yang sudah menyiapkan isoter ini dengan sangat baik. Dan tentunya ini juga menjadi pilihan bagi masyarakat yang saat ini terpapar varian baru omicron, khususnya karena memang ada risiko walaupun sudah vaksin saat ini bisa terpapar. Walaupun tingkat fatalitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang belum vaksin," kata Sigit.