Kesulitan yang Dihadapi BNPB dalam Tangani Banjir Jabodetabek

JAKARTA - Jumlah pengungsi banjir di Jabodetabek masih cukup tinggi, tercatat 62 ribu warga mengungsi di 302 titik pengungsian. Namun, ternyata masih banyak warga yang belum mendapat bantuan evakuasi dari rumah ke tempat pengungsian. 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengakui, sejak semalam proses evakuasi sulit dilakukan karena kuantitas perahu karet sedikit. Serta, beberapa wilayah punya rintangan yang cukup sulit dilalui karena derasnya arus. 

"Mungkin proses (evakuasi) agak sedikit lambat, karena jumlah bantuan yang tergelar di lapangan itu masih terbatas. Mudah-mudahan masyarakat saudara-saudara kita yang tertimpa musibah ini bisa tertolong secepat mungkin dengan cara-cara yang sangat baik," kata Doni di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis, 2 Januari.

Doni menerangkan, BNPB menunjuk Wali Kota tiap wilayah se-Jabodetabek menjadi komando lapangan penanganan banjir. Penunjukan tugas ini dilakukan guna memaksimalkan proses evakuasi dan meminimalisasi bertambahnya korban banjir. Hal ini diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi BNPB, TNI, Polri, serta pejabat daerah se-Jabodetabek hari ini. 

"Jadi setiap daerah kita atur sedemikian rupa, termasuk juga nanti dari kementerian. Jadi momen rapat ini adalah untuk sinergitas. Enggak bisa lagi tiap-tiap lembaga kementerian kerja sendiri," ucap Doni. 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (Diah Ayu Wardani/VOI)

Lebih lanjut, Doni mengimbau kepada masyarakat untuk tidak segan meminta pertolongan secepatnya dengan menghubungi posko terdekat hingga Wali kotanya masing-masing. Dia menambahkan, seluruh pihak diminta melakukan koordinasi antar lembaga untuk menangani bencana banjir ini.

"Diperlukan tim gabungan. Ketika nanti ada yang butuh bantuan, maka proses untuk evakuasi berjalan. Daerah-daerah yang sudah kesulitan transportasi daratnya, lalinnya, terutama nanti ada masyarakat yang perlu dievakuasi ke rumah sakit dan terhenti," ujar Doni.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan, standar penanganan bencana umumnya 7-14 hari. Untuk banjir Jabodetabek ini, Agus belum bisa memastikan status kedaruratannya. 

"Pak Doni kan sudah menyampaikan BNPB bisa menentukan status darurat juga biasanya 14 hari," kata dia sambil menambahkan logistik makanan dalam keadaan cukup untuk status darurat ini.

Agus menambahkan, prediksi BMKG, hujan akan terus terjadi Maret. Karenanya, potensi banjir yang tinggi jadi fokus utama BNPB dalam proses evakuasinya. "Karenanya, mereka yang di daerah-daerah tinggi, atau potensinya meninggu, harus segera mengungsi untuk sementara," tutur dia.

rapat koordinasi BNPB, TNI, Polri, serta pejabat daerah se-Jabodetabek hari ini (Diah Ayu Wardani/VOI)