PDIP Geram Kader Demokrat Buat Kicauan "Paha Mulus"
JAKARTA - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito mengaku geram atas kicauan bernada pelecehan dari politikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana tentang "paha mulus calon wakil wali kota Tangerang Selatan".
Menurut Wanto, kicauan tersebut mengarah pada satu-satunya calon Wakil Walikota perempuan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Rahayu merupakan calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP dan Gerindra.
"Elite Partai Demokrat miskin ide, cuitan sosmednya tidak bermoral. Seharusnya politik itu membangun peradaban, melihat perempuan itu sebagai jalan kebudayaan. Perempuan itu sederajat dengan laki-laki, bukan sebaliknya malah merendahkan martabat perempuan," kata Wanto dalam keterangannya, Minggu, 6 September.
Wanto menilai, Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat mestinya memperhatikan agar kadernya ikut mendidik masyarakat, bukannya malah jadi aktor pelecehan. Kata dia, perbuatan tersebut bisa dikategorikan sebagai serangan seksual non kontak fisik.
Baca juga:
"Bisa saja termasuk tindak pidana karena telah melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat dan karena viral menjadi konsumsi publik," ujarnya.
Seperti diketahui, Kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana melontarkan pernyataan yang bernada pelecehan terhadap salah satu calon wakil wali kota Tangerang Selatan. Pernyataan ini disampaikan melalui akun Twitter-nya @panca66 pada Jumat, 4 September.
"Paha calon wakil walikota Tangsel itu mulus banget," tulisnya.
Meski tak menyebut nama, namun dari 3 pasang bakal calon kepala daerah yang maju di Pilkada Tangsel, perempuan yang maju sebagai calon wakil wali kota adalah Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Sementara itu, Sara mengaku kecewa karena ada tokoh politik senior yang memberikan contoh kepada masyarakat untuk mengobjektifikasi seorang calon kepala daerah.
"Ya, dikatakan bahwa tidak mencantumkan nama. Maka bisa saja yang beliau maksud adalah calon wakil wali kota yang lainnya yang notabene laki-laki semua. Mungkin saja. Namun sikap saya jelas. Tidak ada toleransi atas pelecehan seksual verbal sekalipun," kata Sara dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 5 September.
Sebagai orang yang menaruh perhatian bagi perempuan dan anak, menurut dia, saat ini sudah terlalu banyak perempuan yang mengalami dan memaklumi pelecehan seksual. Hal ini, kata dia, harus dihentikan.
"Saya sebagai aktivis perempuan dan anak menyayangkan adanya kejadian ini dan para pelaku harus tahu kalau hal tersebut tidak meninggikan derajat perempuan tapi melukai martabat perempuan terutama contohnya para atlet olahraga perempuan," tegasnya.
"Silakan masyarakat yang menilai tetapi saya berpihak kepada para korban pelecehan seksual dan menyatakan bahwa hal ini tidak perlu mereka hadapi sendiri dan memang harus ada perbaikan sikap lewat pendidikan tentang akhlak dan karakter dan budi pekerti," imbuh keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tersebut.