Kabar Gembira dari Menkes Budi! Akhir Januari, Indonesia Miliki Pendeteksi Awal Omicron, Lebih Cepat dan Murah dari Genom Sekuensing
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, produksi alat S-Gene Target Failure (SGTF) atau tes PCR yang bisa mendeteksi virus dalam 4-6 jam sebagai indikasi awal COVID-19 varian Omicron rampung pada akhir Januari 2022.
"Sekarang sudah kita siapkan mudah-mudahan bisa selesai produksinya akhir bulan ini nanti itu kita sebar," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir di Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diikuti dari YouTube Komisi IX DPR RI di Jakarta, Antara, Selasa, 18 Januari.
Budi mengatakan alat SGTF merupakan solusi tes cepat terhadap indikasi Omicron di Indonesia menyusul penggunaan alat genom sekuensing relatif mahal serta membutuhkan hasil yang lebih lama, yakni berkisar enam hingga tujuh hari.
"Genom sekuensing itu hanya ada di 12 laboratorium dan sekali tes satu reagennya Rp5 juta sampai Rp6 juta," ujarnya.
Budi mengatakan laporan dari hasil genom sekuensing yang relatif lama disebabkan jumlah laboratorium khusus genom sekuensing di Indonesia berjumlah 12 unit dengan jumlah alat tes 15 unit.
Sementara penggunaan alat tes PCR membutuhkan biaya berkisar Rp300 ribu per sampel dengan jumlah laboratorium pemeriksaan mencapai 1.100 unit di Indonesia.
"Nah sekarang pertanyaannya apakah kita mau gunakan genom sekuensing?, sebenarnya tidak perlu secara epidemiologis," katanya.
Ia mengatakan metode genom sekuensing diperlukan untuk melihat pola penyebaran varian COVID-19 dan melakukan upaya pencegahan secara dini.
"Genom sekuensing kita pakai di awal untuk melihat pola penyebaran, tapi kalau nanti semuanya sudah seperti Delta, ya sudah pakai tas PCR saja," katanya.
Baca juga:
- FPI Terjun ke Bencana Alam, Habib Kribo: Escobar Juga Bantu Anak Yatim Sekota, Apa Kita Benarkan Dia Sebagai Bandar?
- 'Tidak Apa, Mungkin Saya yang Salah', Jawaban Ganjar Soal Bantuannya Dikembalikan Kader PDIP
- Ibu Kota Negara Dipimpin Kepala Otorita yang Dipilih Presiden, DPR Sebut Tak Ada Fit and Proper Test
- 8 Fraksi Setuju RUU IKN Dibawa ke Paripurna untuk Disahkan, PKS Menolak
Budi menambahkan metode deteksi COVID-19 menggunakan tes antigen maupun PCR masih efektif untuk dilakukan.
"Tapi masih lebih bagus PCR karena gold standard. Baik antigen maupun PCR terkonfirmasi masih bisa dan masih baik untuk mendeteksi virus COVID-19 apapun variannya," katanya.
Tapi untuk memisahkan varian Alfa, Beta, Delta, Gamma, atau Omicron perlu dibedakan memakai alat genom sekuensing.
"Tapi tetap karena sekarang kita pakai genom sekuensing berat, sekarang sudah ada variasi tes PCR yang namanya SGTF yang bisa mendeteksi mutasi tertentu yang unik seperti Omicron," katanya.