Asyik Menggelar Festival Musik, Warga Wuhan China Seperti Lupa Ada COVID-19
JAKARTA - Ribuan warga Wuhan, China asyik berkerumun di sebuah taman air untuk merayakan festival musik elektronik. Mereka seolah lupa bahwa kini sedang terjadi pandemi COVID-19 dan kota mereka menjadi titik nol penyebaran virus.
Menurut pantauan CNN, Wuhan Maya Beach yang menjadi lokasi festival dipenuhi pengunjung selama akhir pekan. Dengan mengenakan pakaian renang, mereka asyik berkumpul berdampingan, bergoyang mengikuti irama musik sambil mendinginkan badan di kolam setinggi pinggul orang dewasa. Hal itu mereka lakukan tanpa masker dan pastinya tak ada jarak sosial.
Suasana pesta seperti itu pastinya tidak terbayangkan di banyak bagian dunia yang masih bergulat dengan virus mematikan itu. Lebih dari 21 juta orang telah terinfeksi di seluruh dunia, dengan puluhan ribu kasus baru dilaporkan setiap hari di Amerika Serikat (AS), Brasil, dan India.
Namun di Wuhan, yang pernah menjadi pusat penyebaran virus corona baru kini telah berangsur normal. Kota itu kembali pulih setelah aturan kuncitara yang berlansung 76 hari dicabut. Sejak Mei, Wuhan belum melaporkan adanya kasus baru.
Sementara itu Wuhan Maya Beach Waterpark dibuka kembali pada akhir Juni, tetapi hujan musiman lebih dari sebulan telah membuat orang enggan untuk datang. Jumlah pengunjung pada awal Agustus hanya mencapai setengah dari tingkat pada periode yang sama tahun lalu, menurut Hubei Daily.
Tapi kini keadaan telah berubah. Taman air itu saat ini telah menerima rata-rata 15.000 pengunjung setiap hari selama akhir pekan. Promosi diskon setengah harga turut mengundang banyak pengunjung.
Awal Mula COVID-19
Virus corona baru pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019. Sebagai episentrum awal wabah, Wuhan menyumbang hampir 60 persen kasus dari lebih dari 84.000 total kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional dan Komisi Kesehatan Provinsi Hubei.
Pada 23 Januari, Wuhan melakukan kuncitara untuk menahan virus yang menyebar dengan cepat. Semua operasi penerbangan, kereta api, dan bus dibatalkan sementara pintu masuk jalan raya diblokir.
Transportasi umum di kota itu ditutup, dan penduduk dilarang meninggalkan eumah, bahkan untuk berbelanja bahan makanan. Sementara kota-kota lain di Provinsi Hubei segera mengikutinya langkah serupa.
Baca juga:
Kuncitara telah digembar-gemborkan di China membantu negara itu mengubah sudut dalam perjuangannya melawan wabah tersebut. Untuk menunjukkan kepercayaan diri, Presiden China Xi Jinping mengunjungi Wuhan pada 10 Maret, tiga bulan setelah wabah pertama kali terdeteksi di kota itu.
Tetapi virus muncul kembali pada pertengahan Mei, ketika enam kasus baru ditemukan di perumahan yang ada di Wuhan. Otoritas kota meluncurkan tes COVID-19 ke seluruh kota, dengan 6,5 juta tes dilakukan hanya dalam sembilan hari, menurut media pemerintah. Sejak itu belum ada catatan kasus COVID-19 hingga sekarang.