Pimpin Forum Debat Internasional, Puan Maharani Bicara Peran Strategis Parlamen Mengakomodasi Suara Rakyat

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin sesi debat dalam forum internasional Inter Parliementary Union (IPU) General Assembly ke-143 di Madrid, Spanyol. Puan memimpin sesi kedua general debate yang bertajuk 'Contemporary challenges to democracy: Overcoming division and building community'.

Dalam sesi debat tersebut, Puan bicara mengenai peran lembaga parlemen suatu negara dalam menghadapi krisis pandemi COVID-19 pada Sabtu, 27 November.

Peran parlemen yang dimaksud Puan adalah harus memberikan kinerja terbaik dalam mengakomodasi aspirasi rakyat serta memfasilitasi dialog di antara masyarakat dengan latar belakang berbeda meski banyak tantangannya.

“Parlemen harus tetap menjadi pusat upaya untuk memelihara masyarakat yang demokratis, inklusif, dan sejahtera. Parlemen harus mampu menopang goncangan dunia kita yang terus berubah," kata Puan, dikutip pada Minggu, 28 November.

Dalam masa krisis ini, politikus PDI Perjuangan menganggap parlemen harus tetap menjalankan fungsinya dalam melakukan check and balance demi menghindari penyalahgunaan kekuasaan di masa darurat.

“Parlemen harus mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga publik agar keputusan lembaga publik dapat diterima rakyat,” ujar Puan.

Kata dia, semua pertemuan atau sidang-sidang di DPR harus terbuka dan transparan, kecuali ada pertimbangan khusus. Ia mengklaim DPR RI berkomitmen dalam keterbukaan parlemen dan memutuskan untuk memiliki rencana aksi nasional (RAN) tentang Keterbukaan Parlemen.

“Tidak ada solusi sederhana untuk setiap tantangan demokrasi. Jalan ke depan di dunia pascapandemi tidak akan mudah. Melalui tanggung jawab bersama dan solidaritas global, saya yakin kita bisa pulih dengan lebih baik,” jelas dia.

Lebih lanjut, Puan menegaskan parlemen harus menjaga kesetaraan vaksin COVID-19. Mengingat, jumlah orang kurang gizi diprediksi akan meroket lebih dari 800 juta orang tahun depan.

“Hampir dua tahun pandemi Covid-19, kita terus menghadapi krisis kesehatan dan sosial ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Puluhan juta orang berisiko jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem,” kata pungkasnya.