Teduh dan Lembut, Pesan Menag Yaqut di Hari Toleransi: Bukan Seiman Saudara dalam Kemanusiaan
JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan pesan teduh dan lembut bagi warga saat memperingati Hari Toleransi Internasional yang berlangsung pada Selasa, 16 November. Menag Yaqut mengajak semua masyarakat untuk menumbuhkn semangat kolaborasi demi kebaikan antrasesama.
"Keragaman adalah potensi bagi kita untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam kebaikan dan mewujudkan kemaslahatan bersama. Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan," ujar Menag Yaqut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dilansir dari Antara.
Yaqut mengatakan inti peringatan Hari Toleransi Internasional adalah merayakan keberagaman dalam wujud nyata, serta untuk memastikan bahwa semua orang memahami pentingnya memberi ruang satu sama lain.
Setiap manusia, kata dia, perlu memupuk kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukan dalih untuk konflik, tetapi kekayaan umat manusia.
"Keragaman adalah kekayaan," kata dia.
Baca juga:
- Menag Minta Masjid Bijak Gunakan Pengeras Suara: Kita Hidup di Masyarakat Beragam
- Kemenag Dukung Permendikbud Nomor 30/2021 tentang PPKS: Tidak Ada Kata-kata yang Melegalkan Zina
- Jangan Main-main! Gibran akan Sanksi Guru yang Melanggar Prokes
- Up Chagi Jan Ethes Tumbangkan Lawan di Taekwondo, Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Tak Beri Hadiah
Ia menjelaskan Kementerian Agama tengah berupaya melakukan penguatan moderasi beragama. Ada empat indikator dalam penguatan moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan ramah terhadap tradisi.
Moderasi beragama, menurutnya, adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengimplementasikan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
"Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama," kata dia.
Menag berharap, khususnya bagi ASN di lingkungan Kementerian Agama, bisa menjadi pelopor dalam penguatan moderasi beragama. Menag juga mengajak para tokoh agama, akademisi, tokoh pemuda, dosen, guru, dan penyuluh agama, serta kalangan milenial untuk bersinergi dalam gerakan meningkatkan toleransi antarumat melalui semua saluran.
"Perbedaan adalah fitrah," kata dia.