AS Ujicoba Sistem Anti Rudal Iron Dome Buatan Israel, Tapi China Punya Senjata yang Lebih Canggih
JAKARTA – Amerika Serikat (AS) dilaporkan melakukan uji coba sistem penangkal serangan rudal Iron Dome yang dikembangkan oleh Israel. Pengujian tersebut dilakukan di pulau Pasifik Guam yang menjadi lokasi pangkalan militer AS. Sebagaimana diketahui, jarak antara Guam dengan China cukup dekat.
Menurut Wall Street Journal, uji coba Iron Dome di Guam dijadwalkan bakal terus berlanjut hingga bulan Desember mendatang. Selain itu tidak diketahui apakah pengujian tersebut berhasil atau tidak.
Sebelumnya, sistem penangkal rudal Iron Dome sudah digunakan oleh Israel sebagai penangkal serangan rudal dari militan Hamas. Iron Dome berhasil menghancurkan ribuan proyektil darurat yang dilepaskan oleh pasukan Hamas dalam dekade ini.
Melansir Rusia Today, Iron Dome memang mampu mencegah rudal jarak pendek, peluru artileri, dan drone. Namun sistem pertahanan udara tersebut tidak akan banyak berguna melawan rudal hipersonik yang baru-baru ini diuji coba oleh China.
Uji coba Iron Dome di Guam merupakan bagian dari upaya Pentagon untuk meningkatkan pertahanan di pulau yang menjadi pangkalan militer AS di tengah kondisi yang memanas antara China dan Taiwan. Ditambah lagi dengan pengaruh China yang terus tumbuh di kawasan Pasifik.
Pulau Guam hanya berjarak 4.700 kilometer saja dari China. Guam menampung sejumlah pangkalan Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS. Di sana terdapat 190.000 warga sipil dan tentara AS. Apabila konflik antara Washington dan Beijing pecah, masuk akal jika China menargetkan serangan ke Pulau Guam terlebih dulu.
Baca juga:
- Tingkat Akurasi Iron Dome 90 Persen, Pejabat Militer Israel: Kami Siap Hadapi 1.500-2.500 Roket Hizbullah Setiap Hari
- Hadapi Ancaman China, Taiwan Siap Hadirkan Perang Asimetris yang Menyakitkan dan Menyulitkan
- Saingi Amerika Serikat, China Diproyeksikan Bakal Memiliki 3.000 Hulu Ledak Nuklir pada Tahun 2030
Sebagai informasi, Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace industries. Iron Dome mulai digunakan di Israel pada tahun 2011 . Dari tahun ke tahun, sistem penangkal serangan udara tersebut sudah berkali-kali ditingkatkan dan diperluas dengan menggunakan pendanaan dari AS.
Pada bulan September lalu, Kongres AS mengeluarkan persetujuan dana 1 miliar dolar AS (sekitar Rp14,2 triliun) untuk Iron Dome. Keputusan tersebut diambil setelah konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel pada Mei lalu, di mana ribuan proyektil yang menyasar ke Israel tidak mampu menembus pertahanan Iron Dome.
Pada tahun 2019, orang Amerika membeli dua baterai Iron Dome dari Israel, salah satunya dikirim ke Guam dan yang lain berada di AS. Ujicoba Iron Dome di Guam bukanlah yang pertama kalinya bagi AS.
Sebelumnya, Pentagon pertama kali melakukan ujicoba Iron Dome di kawasan White Sands, New Mexico pada musim panas tahun ini. Uji coba tersebut berhasil menjatuhkan sasaran termasuk drone, sebagaimana yang diinformasikan pihak Kementerian Pertahanan Israel.
Penggunaan sistem penangkal serangan udara Iron Dome di Guam secara resmi diumumkan AS pada bulan Oktober lalu. Pihak militer AS menyebut upaya tersebut sebagai langkah “sementara, eksperimental.” Mereka juga memaparkan tidak ada latihan tembak menembak yang melibatkan Iron Dome.