Pemkot Surabaya Telusuri Gorong-gorong Peninggalan Belanda Demi Meminimalisir Banjir
Petugas Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya menelusuri gorong-gorong peninggalan Belanda di kawasan Jalan Embong Malang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/6/2022). (ANTARA/HO-Pemkot Surabaya)

Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur menelusuri gorong-gorong peninggalan Belanda dari kawasan Jalan Embong Malang sampai ke Pelabuhan Kalimas agar bisa memfungsikan kembali saluran yang dibangun pada masa lalu untuk menekan risiko banjir di pusat kota saat hujan deras turun.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto mengatakan dinas memprioritaskan penelusuran gorong-gorong peninggalan Belanda di wilayah Blauran sampai Kranggan.

"Karena setiap kali turun hujan di kawasan itu selalu banjir. Selama ini pembuangan di Bozem Morokrembangan. Di sana hulunya, jadi sangat jauh," kata Lilik dilansir Antara, Kamis, 30 Juni.

Bila gorong-gorong Belanda di area depan Kranggan dapat ditemukan, maka penyudetan akan dilakukan untuk membelokkan aliran air ke gorong-gorong tersebut.

"Jadi masuk ke situ nyambung ke Embong Malang lalu masuk ke rumah pompa Jalan Kenari," katanya. 

Lilik mengatakan dinas tidak memiliki cetak biru bangunan Belanda, tetapi mendapat informasi Belanda membangun gorong-gorong sampai ke area pelabuhan dan pada masa lalu gorong-gorong itu untuk digunakan oleh tahanan politik di penjara Kalisosok untuk melarikan diri.

"Tempatnya sangat luas. Saat ini masih kami urut dari Embong Malang. Intinya saat ini mencari alternatif pembuangan menuju gorong-gorong Belanda," katanya.

"Gorong-gorong Belanda bisa kembali berfungsi seperti saluran di zaman dulu dan perlu dinormalisasi, pokoknya (bisa) signifikan lah hasilnya," sambung dia.

Menurut Lilik, gagasan untuk menelusuri dan memfungsikan kembali gorong-gorong peninggalan Belanda sebenarnya sudah mengemuka sejak dulu.

Namun, penelusuran gorong-gorong baru dilakukan sekarang dengan membuka gorong-gorong di kawasan Jalan Embong Malang.

"Ujungnya sudah ketemu, tapi kalau sampai ke hulu harus diurut, karena di bawah jalan semua. Rata-rata saluran bangunan Belanda di tengah jalan semua," katanya.

Lilik mengungkapkan gorong-gorong yang dibangun Belanda pada masa lalu lebarnya beragam.

"Itu paling besar, tapi semakin ke sana semakin mengecil. Tapi, kalau ke arah pelabuhan semakin besar lagi, tergantung volume debit airnya," kata dia merujuk pada gorong-gorong peninggalan Belanda di kawasan Jalan Kenari.

Selain berupaya memfungsikan kembali gorong-gorong peninggalan Belanda, Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun dua rumah pompa guna mengatasi banjir di kawasan Jalan Pahlawan dan sekitarnya.