JAKARTA - Manchester City menelan lima kekalahan berturut-turut di berbagai kompetisi. Kekalahan telak 4-0 lawan Tottenham Hotspur di pertandingan Premier League Inggris di Stadion Etihad, Minggu, 24 November 2024 dini hari WIB telah merusak pesta Man City.
Man City memang menggelar pesta di Etihad. Dibuka dengan kehadiran gelandang Rodri yang mendapat sambutan meriah saat tampil di lapangan dengan membawa trofi Ballon d'Or. Dlatarbelakangi pencahayaan yang menarik, pemain yang terpaksa absen hingga akhir musim ini berjalan menuju lapangan dengan mendapat guard of honor dari rekan-rekannya.
Selain itu, mereka berpesta setelah manajer Pep Guardiola resmi menandatangani perpanjangan kontrak yang menjadikan eks pelatih Barcelona dan Bayern Munchen ini bertahan hingga 2027. Fans pun menyanyikan 'Glad All Over’ yang liriknya diubah menjadi ‘we’ve got Guardiola’.
Suporter dan klub sendiri memang waswas bila Guardiola yang kontraknya berakhir di akhir musim ini hengkang, kejayaan Man City bakal berakhir.
Bagaimana tidak, beredar rumor pria Spanyol berusia 53 ini memang bakal meninggalkan Etihad. Kepergian dia pun diikuti sejumlah pemain bintang. Belum lagi bila klub dikenai sanksi atas lebih dari 100 pelanggaran terkait finansial yang dilakukan. Meski Man City selalu membantah tuduhan itu, namun palu sanksi tinggal diketok hukuman apa saja yang menimpa mereka.
Keputusan Guardiola bertahan di Man City hingga dua tahun ke depan jelas disambut gembira. Terutama di tengah kegalauan atas empat kekalahan berturut-turut di berbagai kompetisi yang dialami Man City.
Bahkan Guardiola bercanda bila tidak menandatangani kontrak baru dan Man City memetik hasil yang tidak sesuai ekspetasi, maka dirinya bisa diminta untuk pergi alias diberhentikan.
Man City pun tampak percaya diri saat menjamu Tottenham. Erling Haaland dkk optimistis bakal bangkit dan memutus catatan buruk itu sekaligus menjaga persaingan dengan Liverpool,
Namun yang terjadi justru kebalikannya. Tottenham merusak pesta Man City. Lebih dari itu, The Lilywhites melakukan pembantaian di hadapan pendukung Man City dengan kemenangan empat gol tanpa balas.
Tottenham pun mematahkan rekor tak terkalahkan Man City selama 52 pertandingan kandang di berbagai kompetisi. Ini juga menjadi rekor terburuk Guardiola sebagai manajer karena belum pernah mengalami lima kekalahan secara berturut-turut.
Bila kalah lagi di laga berikutnya, Guardiola bakal menyamai rekor memalukan Man Cty saat ditangani Stuart Pearce karena pernah kalah enam kali tanpa jeda pada 2006.
Ironisnya Tottenham pula yang mengawali catatan buruk Man City dan Guardiola. Ya, Tottenham menaklukkan Man Cty 2-1 sekaligus menyingkirkan rivalnya di Carabao Cup.
Setelah kekalahan itu, Man City kemudian dihajar klub-klub papan tengah Bournemouth dan Brighton and Hove Albion. Mereka juga dibantai Sporting CP 4-1 di Liga Champions. Sporting sendiri masih ditangani Ruben Amorim yang kini pindah ke klub rival satu kota, Manchester United.
Kekalahan itu juga menjadikan Man City gagal merapatkan jarak poin dengan pimpinan klasemen Liverpool. Dengan memiliki poin 23, The Cityzens sudah tertinggal lima poin dari Liverpool. Jarak poin bakal kian lebar menjadi delapan bila The Reds mengalahkan tuan rumah Southampton, Minggu malam ini.
Sementara, Tottenham berhasil memperbaiki peringkat setelah mengantungi poin 19. Sama dengan poin Nottingham Forest yang dikalahkan Arsenal 3-0, namun Tottenham memiliki selisih gol lebih baik sehingga menempati posisi enam.
Dalam duel itu, Man City tampil dengan kepercayaan diri yang kuat. Hanya mereka justru mengalami pembantaian dan sudah kebobolan dua gol dalam tempo tujuh menit.
"Pertahanan kami begitu rapuh," kata Guardiola. "Kami sesungguhnya mengawali laga seperti biasa. Tetapi kami mengalami kesulitan mencetak gol. Bahkan kami kemudian malah kebobolan. Begitu kami kembali kemasukan gol, situasinya menjadi kian sulit," ucapnya.
Laga tersebut memang berjalan tidak sesuai di atas kertas. Man City menguasai permainan dengan ball possession sebesar 58%. Mereka juga melepaskan 23 tendangan ke gawang. Sementara, Tottenham hanya sembilan kali. Dari banyak peluang itu, Haaland paling tidak punya tiga yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol.
Namun yang terjadi sungguh di luar skenario. Gelandang James Maddison membuka pesta kemenangan Tottenham di menit 13. Gol itu tercipta saat dirinya berlari menyongsong bola silang Dejan Kulusevksi untuk menaklukkan kiper Ederson.
Unggul 1-0, Man City tetap mencoba bangkit karena mereka masih unggul dalam penguasaan bola. Namun harapan tuan rumah menyamakan skor tak kunjung kesampaian.
Sebaliknya hanya berselang tujuh menit, Maddison malah mencetak brace. Skor berubah 2-0 untuk Tottenham dan bertahan hingga babak pertama usai.
BACA JUGA:
Memasuki babak kedua, Man City masih yakin bisa mengejar ketinggalan. Mereka bermain terbuka dan melakukan tekanan terhada pertahanan Tottenham. Namun tim asuhan Ange Postecoglou sudah bermain solid. Ini menjadikan Man City sulit mengejar ketinggalan.
Tak hanya itu, Tottenham malah berhasil menambah gol saat laga baru berjalan enam menit. Gol yang diciptakan Pedro Porro di menit 52 pun langsung mematikan Man City.
Mereka sudah tidak berdaya dan kesulitan mengejar defisit gol. Sebaliknya, Tottenham benar-benar menikmati pertandingan. Tim London Utara ini pun kembali menambah gol saat Brennan Johnson membobol gawang Edersondi injury time. Skor berubah menjadi 4-0 dan bertahan hingga laga usai.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)