JAKARTA - Salah satu perempuan pegawai honorer atau penyedia jasa lainnya peroroangan (PJLP) yang bertugas di Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta menjadi korban pelecehan seksual.

Terduga pelaku pelecehan juga sama-sama bekerja sebagai staf PJLP di Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta. Korban telah mengadukan hal tersebut, namun Fraksi PKS cuek dan tak membantu korban menyelesaikan kasusnya.

"Dari Partai Keadilan Sejahtera tempat di mana korban bekerja di salah satu kadernya, korban tidak mendapatkan fasilitas apapun dalam menghadapi kasus ini," kata kuasa hukum korban, Yudi, dalam keterangannya, Rabu, 23 April.

Yudi menyebut pihak yang membantu korban untuk menindaklanjuti penyelesaian kasus secara internal justru dari fraksi lain.

"Dari pihak DPRD ada yang membantu dalam pendampingan, namun dari Fraksi Nasdem. Fraksi Nasdem juga lebih kepada menemani korban selama kasus ini berjalan sampai ke kepolisian kemarin," ungkap Yudi.

Ternyata, terduga pelaku pelecehan seksual di gedung DPRD DKI Jakarta juga merupakan kerabat Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin.

"Terlapor merupakan orang lama. Jadi bukan orang yang baru bergabung seperti korban. Ada informasi beredar bahwa terlapor ini merupakan kerabat dari Ketua DPRD DKI Jakarta," ujarnya.

Menurut keterangan korban, tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh NS terjadi dalam rentang waktu Februari hingga awal Maret 2025.

Bentuk pelecehan yang dilaporkan meliputi tindakan fisik seperti hampir mencium bibir korban secara tiba-tiba, menggesekkan alat kelamin ke bahu korban, meraba payudara korban, hingga melakukan komunikasi yang mengandung unsur pelecehan seksual terhadap korban melalui pesan singkat.

"Semua tindakan tersebut dilakukan oleh NS tanpa ada persetujuan dari korban, bahkan membuat korban tidak nyaman dalam menjalankan tugas sehari-hari," ujar Yudi.

Beberapa tindakan pelecehan yang dilakukan terlapor terjadi di ruang Dewan. Dan di ruangan tersebut tidak dilengkapi oleh CCTV.

Saat ini, Korban telah melaporkan kasus pelecehan seksual oleh pelaku berinisial NS ke Polda Metro Jaya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)