JAKARTA - Rusia dilarang mengirim tim nasional untuk Olimpiade dan acara olahraga kejuaraan dunia apa pun selama dua tahun ke depan. Keputusan tersebut mengurangi lamanya skorsing Rusia yang dikeluarkan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) pada 2019.

Atlet Rusia yang diizinkan bertanding juga tidak akan diizinkan menggunakan bendera dan lagu kebangsaan Rusia. Mengutip USA Today, Jumat 18 Deember, dalam keputusan yang diumumkan pada Kamis, 17 Desember, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dengan suara bulat menemukan bahwa Rusia tidak mematuhi aturan anti-doping internasional.

WADA telah meminta larangan empat tahun yang lebih ketat untuk Rusia. Pengadilan yang berbasis di Swiss itu mengatakan hukuman yang diperingan ini tidak boleh dianggap sebagai validasi atas tindakan Rusia.

"Keputusan ini dari pertimbangan masalah proporsionalitas dan khususnya, kebutuhan untuk memengaruhi perubahan budaya dan mendorong generasi atlet Rusia berikutnya untuk berpartisipasi dalam olahraga internasional yang bersih," kata pengadilan itu.

Berdasarkan ketentuan yang ada, kata "Rusia" tidak dapat muncul pada seragam para atlet dan atlet yang bertanding di bawah bendera netral. Seragam mungkin tidak menyandang nama Rusia, tetapi tetap diizinkan untuk memiliki warna bendera Rusia.

Lagu kebangsaan Rusia juga tidak akan dimainkan atau dinyanyikan di tempat acara resmi mana pun. Periode dua tahun dimulai hari ini dan berakhir pada 16 Desember 2022. Keputusan itu akan memengaruhi partisipasi Rusia di Olimpiade mendatang di Tokyo, Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, serta Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar.

"Atlet Rusia yang bersih dapat ambil bagian dalam Olimpiade tanpa batasan apa pun dan melakukannya di tim yang dibentuk oleh komite Olimpiade nasional," kata presiden Komite Olimpiade Rusia Stanislav Pozdnyakov.

Badan anti-doping Rusia (RUSADA) juga harus membayar 1,27 juta dolar AS kepada WADA untuk biaya yang dikeluarkan dalam penyelidikannya. Tidak jelas mengapa pengadilan setuju dengan temuan WADA, tetapi memutuskan hukuman yang lebih ringan dari larangan partisipasi selama empat tahun yang diumumkan pada Desember 2019.

WADA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa putusan itu merupakan "dukungan yang jelas" atas pernyataannya bahwa data dari laboratorium di Moskow telah dirusak sebelum diserahkan kepada penyelidik WADA.

BACA JUGA:


[/see_also

"WADA senang memenangkan kasus penting ini," kata presiden organisasi itu, Witold Bańka, dalam sebuah pernyataan.

"Panel dengan jelas menjunjung tinggi temuan bahwa pihak berwenang Rusia dengan berani dan ilegal memanipulasi data Laboratorium Moskow untuk menutupi skema doping yang dilembagakan. Dalam menghadapi penolakan terus-menerus dari Rusia, kami dengan jelas membuktikan kasus kami, sesuai dengan proses yang semestinya."

Pemimpin Badan Anti-Doping AS Travis Tygart menganggap bahwa hukuman untuk Rusia sebagai "kerugian yang signifikan" bagi atlet yang bersih. 

"Tidak ada penghiburan dalam hasil yang lemah dan dipermudah ini," kata Tygart dalam sebuah pernyataan. "Untuk sekali lagi melarikan diri dari konsekuensi yang berarti sebanding dengan kejahatan, apalagi larangan nyata, merupakan pukulan dahsyat bagi atlet yang bersih, integritas olahraga, dan supremasi hukum."


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)