JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku industri golf di Indonesia untuk menyusun strategi pengembangan wisata golf di tengah pandemi COVID-19.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, saat membuka acara pertemuan yang bertajuk “Indonesia Golf Market Update with IAGTO (International Association of Golf Tour Operator)” secara daring, Kamis, mengatakan wisata golf merupakan salah satu kegiatan pariwisata berkualitas tinggi atau high quality tourism.

“Selain memberikan devisa yang besar karena pengeluaran wisatawan golf enam kali lebih besar dibandingkan jenis pengeluaran wisatawan biasa, jenis wisata ini juga memberi dampak berganda yang besar pula. Sayangnya kini, langkah wisata golf Indonesia tersendat karena pandemi ini,” kata Rizki.

Menyadari hal itu, Kemenparekraf berinisiatif untuk menggelar sebuah pertemuan bersama para pelaku industri golf di Indonesia bekerja sama dengan IAGTO.

Pertemuan yang berlangsung di Pullman Ciawi Vimala Hills pada 1 Oktober 2020 itu mengundang para pelaku usaha/industri di Indonesia untuk membicarakan kondisi industri wisata golf di Tanah Air.

“Dengan melibatkan IAGTO, pertemuan ini dimaksudkan untuk membantu para pelaku industri golf agar mendapatkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dapat menyusun strategi yang lebih baik dalam promosi wisata setelah pandemi berakhir,” kata Rizki.

Pertemuan ini dihadiri 23 manajemen lapangan golf dan lima biro perjalanan di wilayah Jabodetabek secara luring, serta 23 manajemen lapangan golf dan dua biro perjalanan di luar wilayah Jabodetabek secara daring.

President & Chief Executive IAGTO Peter Walton (Inggris) yang bertindak sebagai moderator pertemuan Indonesia Golf Market Update with IAGTO menyampaikan market update dari usaha/pelaku bisnis dalam menghadapi pandemi dan era normal baru.

Indonesia Golf Market Update with IAGTO menampilkan delapan pembicara yang masing-masing berasal dari Malaysia, Singapura, Jepang, Australia, Thailand, Hong Kong, dan dua dari Indonesia, yaitu Markus Anthony Chandra, Ketua Golf Course Management Association of Indonesia (GCMAI, Asosiasi Manajemen Lapangan Golf Indonesia), dan Rudy Techrisna, Direktur Multi Holiday Indonesia.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)