JAKARTA - Pemerintah Filipina akan bekerja sama dengan raksasa bioteknologi Australia, CSL untuk memproduksi vaksin COVID-19 potensial. Kebutuhan akan banyaknya jumlah vaksin mendesak Filipina mencari segala rekanan.
CSL adalah raksasa bioteknologi berbasis di Australia. Seorang pejabat senior Filipina mengatakan pihaknya melihat kemajuan signifikan dalam proyek vaksin potensial yang dikembangkan CSL dan mitranya, Universitas Queensland.
Melansir Reuters, Senin, 7 September, Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan pihaknya akan segera mengagendakan pertemuan dengan CSL dan Universitas Queensland. Meski begitu, Vergeire tak menyebut tanggal pasti pertemuan itu.
Diketahui, CSL tengah mengembangkan dua vaksin potensial yang berbeda. Salah satunya, yang dibuat bersama Universitas Queensland, dosis pertamanya akan didistribusikan pada awal 2021.
Tak hanya dengan CSL. Filipina sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan banyak pihak lain, mulai dari WHO, Rusia, China, Pfizer, hingga Moderna. Semua itu dalam rangka mengamankan pasokan vaksin COVID-19.
另请阅读:
Banyaknya kerja sama itu dilakukan karena pemerintah Filipina telah kewalahan menghadapi COVID-19 yang angkanya terus meningkat semakin hari. Alhasil, Filipina kini jadi salah satu pasar utama perusahaan penghasil vaksin dunia.
Sementara itu, Presiden Duterte telah berjanji kepada rakyat Filipina aktivitas akan kembali normal pada bulan Desember. Dia berharap negaranya akan mendapatkan vaksin yang terjangkau lebih cepat, terutama karena hubungan baik yang dijalin oleh Filipina dengan Rusia dan China.
Sejauh ini Filipina telah mengonfirmasi 238.727 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 3.890 kasus meninggal dunia.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)