JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) siang tadi pukul 14.00 menyampaikan pidato tentang RUU tentang APBN Tahun 2021. Namun di sisi lain, pada pukul 15.00, mata uang rupiah mengalami penurunan di akhir pekan ini.
Rupiah di pasar spot ditutup di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat 14 Agustus. Rupiah akhir pekan ditutup melemah 0,14 persen ke level Rp14.795 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai, pelemahan rupiah hari ini didorong oleh stimulus AS yang tertunda dan potensi resesi di Indonesia.
"Di samping itu kondisi penularan COVID-19 juga masih belum membaik secara global maupun di dalam negeri juga memberikan tekanan. Kondisi COVID-19 yang berkepanjangan akan mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," ujar Ariston kepada VOI.
Presiden Jokowi sendiri menargetkan, tahun 2021 mendatang rupiah berada stabil pada kisaran Rp14.600 per dolar AS.
Hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di kawasan cenderung bervariasi. Posisi rupiah masih lebih baik daripada ringgit Malaysia yang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,14 persen.
Berikutnya baht Thailand terlihat turun 0,13 persen dan won Korea Selatan terkikis 0,10 persen.
Selanjutnya, yuan China terdepresiasi 0,05 persen. Kemudian, rupee India melemah 0,04 persen terhadap dolar AS.
Peso Filipina menjadi mata uang dengan penguatan tertinggi setelah naik 0,19 persen. Diikuti oleh yen Jepang yang menguat 0,16 persen terhadap dolar AS.
Berikutnya, dolar Taiwan dan dolar Singapura yang sama-sama terapresiasi 0,02 persen. Disusul oleh dolar Hong Kong yang bergerak stabil dengan kecenderungan menguat tipis 0,001 persen.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)