JAKARTA - Presiden Joko Widodo diminta tidak ragu untuk melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju di tengah pandemi COVID-19. Sebab, hal ini bisa memunculkan harapan baru bagi masyarakat.
"Orang melihat ada menteri yang lemah dan tidak membuat gebrakan maka ketika perombakan dilakukan, orang melihat ada harapan baru dan menambah semangat," kata Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad dalam diskusi bertajuk "Sidang Tahunan MPR: Optimisme dan Harapan di tengah Pandemi" dilansir Antara, Senin, 10 Agustus.
Apalagi, kata dia, perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Untuk itu, dia meminta tidak ada keraguan Jokowi untuk merubah komposisi pembantunya.
Ia memberikan beberapa pertimbangan bagi presiden untuk itu. Pertama, serapan anggaran di kementerian yang dipimpin seorang menteri masih rendah.
Kedua, menurut dia, seorang menteri tidak melakukan langkah terobosan khususnya saat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.
"Misalnya harga kebutuhan pokok harus tetap terjaga dan terkontrol harus kelihatan langkahnya dan jangan diam saja. Ganti saja buru-buru jangan tidak enak karena butuh langkah menyelesaikan persoalan di saat krisis," ujarnya.
Ia mengatakan, pada saat pandemi, kondisi masyarakat semakin tidak baik misalnya daya beli masyarakat semakin menurun dan hotel-hotel baru sedikit yang buka.
Menurut dia, dia sudah mendesak pemerintah memberikan injeksi dana kepada perbankan sehingga beberapa waktu lalu sudah diturunkan sekitar Rp30 triliun kepada perbankan.
"Lalu saat ini UMKM dalam keadaan sulit karena kesulitan mau menyelesaikan utang di bank masih sulit, mereka belum mendapatkan perlakuan bunga rendah," katanya.
Ia mengaku telah mendengar UMKM akan diberikan bunga sekitar 3,5 persen namun belum merata sehingga banyak yang mengeluh.
Ia menilai dana yang ada di pemerintah seperti dalam APBN dan APBD harus mutlak dibelanjakan karena saat ini penyerapannya masih rendah.
"Presiden Jokowi sudah sungguh-sungguh namun orang takut dituduh korupsi dan selewengkan anggaran. Kalau keadaan seperti ini, saya khawatir kita masuki resesi dan kita makin terpuruk, keadaan makin sulit dan pertumbuhan ekonomi minus lima persen sekian," katanya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)